Hidayatullah.com—Pemimpin Kiribati Taneti Maanau, yang mengkampanyekan hubungan lebih erat dengan Beijing, kembali memenangkan pemilihan presiden dan menegaskan perubahan fokus diplomatik negara pulau itu ke arah China.
Calon incumbent pro-Beijing Taneti Maanau memenangkan pemilu presiden yang disebut-sebut sebagai salah satu pertarungan politik paling sengit dalam sejarah negeri kepulauan mungil tersebut.
Kemenangan Maanau iu menegaskan sikap diplomatik Kiribati dari yang semula mendukung independensi Taiwan kini berpaling sepenuhnya kepada China.
Maanau unggul dengan 26.053 suara sedangkan lawannya Banuera Berina hanya mendulang 17.866. Dia menang di 16 dari 23 daerah pemilihan yang ada di Kiribati.
Berina merupakan sekutu politik Maanau yang kemudian menjadi rivalnya. Berina dikenal dengan sikap simpatiknya terhadap Taiwan.
“Kami sedang merancang pernyataan pengakuan kalah,” kata jubir oposisi Rimon Rimon kepada Reuters seperti dilansir DW Selasa (23/6/2020).
Parlemen Kiribati menunjukkan loyalitas yang terbelah di antara kandidat itu. Maanau diduga akan segera mendekati wakil-wakil rakyat yang berbeda sikap dengannya untuk memenangkan mayoritas di parlemen menyusul kemenangannya dalam pilpres untuk periode keempat.
Negeri yang terletak di kawasan Pasifik Tengah itu, di mana terdapat stasiun pemantauan antariksa milik China, mendukung independensi Taiwan pada tahun 2003. Namun, tahun lalu sikapnya itu berubah. Menurut bekas presiden Kiribati Anote Tong, pilpres tahun ini utamanya tentang isu Beijing-Taiwan.
“Menurut pengalaman saya, ini merupakan kampanye [pilpres] paling agresif yang pernah saya saksikan,” kata Tong, menggambarkannya sebagai perang kebijakan politik terkait apa yang bisa Kiribati peroleh dari hubungannya dengan Beijing.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Satu hal yang pasti, China telah memberikan lebih dari $4,2 juta kepada Kiribati untuk “proyek-proyek kehidupan rakyat” di masa-masa menjelang pemilihan presiden, kata pemerintah. Akan tetapi Beijing menegaskan bahwa China tidak mencampuri urusan dalam negeri Kiribati.
“China bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah Kiribati, dengan basis prinsip satu China, guna mempromosikan pembangunan berkelanjutan hubungan Sino-Kiribati, guna mewujudkan kesejahteraan rakyat kedua negara,” kata Kementerian Luar Negeri China.*