Hidayatullah.com—Lebih dari dua juta anak di Kamerun tidak memiliki akta kelahiran, kata Menteri Kesehatan Publik Manaouda Malachie.
Hal tersebut dapat mempengaruhi akses mereka terhadap fasilitas yang diberikan pemerintah seperti kesehatan dan pendidikan, di masa mendatang.
Pihak berwenang menuding hal itu terjadi karena konflik bersenjata berkepanjangan di daerah yang berbahasa Inggris, banyaknya serangan dari kelompok Boko Haram di bagian utara negeri itu, serta akibat buta huruf di kalangan masyarakat dan korupsi.
Parlemen mulai bersidang hari Senin (16/11/2020) untuk mencari solusinya, lansir BBC.
Organisasi kesejahteraan anak bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF, menyoroti masalah pendidikan lebih dari 40.000 anak di bagian utara Kamerun yang tidak dapat mengikuti ujian kelulusan sekolah tahun lalu akibat tidak memiliki akta kelahiran.
Pemerintah berjanji akan berupaya mempermudah prosedur untuk mendapatkan akta kelahiran.*