Hidayatullah.com—Belasan anggota US National Guard telah dibebaskan dari tugas pengamanan prosesi pelantikan presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden setelah dilakukan pemeriksaan seksama, termasuk potensi keterkaitan mereka dengan ekstrimis sayap kanan, kata pejabat Departemen Pertahanan AS hari Selasa (19/1/2021).
Dilansir Reuters, seorang jubir Pentagon mengatakan bahwa pemeriksaan tidak sekedar kemungkinan keterkaitan petugas keamaan dengan kelompok-kelompok ekstrimis. Seorang anggota Garda Nasional dibebastugaskan setelah diketahui pernah menuliskan pesan teks yang dianggap bermasalah dan seorang lainnya pernah diadukan ke pihak berwenang, kata Jenderal (AD) Daniel Hokanson, kepala National Guard Bereau, kepada para reporter.
“Kami, dengan sangat hati-hati, mengambil tindakan dan menyingkirkan mereka dari tugas di Capitol dan tempat acara lainnya,” kata jubir Pentagon Jonathan Hoffman.
Hari Ahad, pejabat sementara menteri pertahanan Chris Miller mengatakan bahwa FBI membantu militer AS dalam melakukan pemeriksaan secara seksama lebih dari 25.000 personel National Guard yang dikerahkan untuk mengawal US Capitol guna mencegah gangguan keamanan yang mungkin terjadi menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat pada hari Rabu tanggal 20 Januari.
Pemeriksaan seksama itu sudah dilakukan sejak pekan lalu, dan FBI juga sedang memeriksa apakah ada anggota pasukan keamanan yang bertugas saat ini ada yang ambil bagian atau terlibat dalam kerusuhan 6 Januari yang terjadi di Capitol oleh gerombolan massa pendukung Presiden Donald Trump.
Pekan lalu, National Guard di negara bagian Virginia mengatakan bahwa Jacob Fracker, petugas kepolisian yang sedang bebas tugas yang didakwa berkaitan dengan kerusuhan di Capitol, merupakan anggota berpangkat kopral infantri di Garda negara bagian itu.*