Hidayatullah.com—Kelompok pemberontak suku Hutu FDLR membantah terlibat dalam pembunuhan duta besar Italia untuk Republik Demokratik Kongi.
Luca Attanasio, 43, tewas di bagian timur RD Kongi hari Senin ketika bepergian bersama konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diserang gerombolan bersenjata.
Para pejabat menuding kelompok bersenjata asal Rwanda, Democratic Forces for the Liberation of Rwanda (FDLR), sebagai pelakunya.
Seorang jubir FDLR mengatakan bahwa lebih dari 100 milisi beroperasi di kawasan itu , dan dia tidak tahu mengapa kelompoknya yang dituding oleh pejabat RD Kongo.
“Kami tidak berperan dalam pembunuhan keji itu,” kata jubir FDLR Cure Ngoma kepada BBC Great Lakes Selasa (23/2/2021).
Serangan itu, yang terjadi sekitar 15 km jauhnya dari kota Goma di Provinsi Kivu Utara, diyakini merupakan upaya penculikan, menurut aparat di Virunga National Park yang terletak dekat lokasi kejadian.
Seorang polisi militer Italia yang bepergian bersama Attanasio Dan seorang sopir warga Kongi juga tewas dalam serangan itu.
FDLR mengatakan serangan terjadi di daerah di mana ada militer RD Kongo maupun Rwanda, jadi penyelidikan seharusnya memasukkan faktor itu, kata jubir tersebut.
FDLR dibentuk oleh etnis Butu, yang dituduh ikut ambil bagian dalam genosida di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800.000 orang yang kebanyakan dari suku minoritas Tutsi.
Milisi asal Rwanda itu kemudian melarikan diri ke RD Kongo, di mana kehadiran mereka menjadi salah satu penyebab konflik bersenjata selama lebih dari 20 tahun di kawasan itu.
Namun, banyak milisi lain yang juga dibentuk di bagian timur RD Kongo, termasuk kelompok-kelompok bersenjata lokal maupun dari negara tetangga Burundi, Central African Republic (CAR) dan Uganda.
PBB menempatkan pasukan misi perdamaian di RD Kongo sejak 1999. Misi itu merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 personel.
Attanasio, yang menjabat Dubes Italia untuk RD Kongo sejak 2017, sedang dalam perjalanan bersama rombongan UN World Food Programme (WFP). Dia akan meninjau program pangan di sekolah di Rutshuru, kata WFP.
Temannya, pakar volkanologi Italia Dario Tedesco, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka berdua berencana akan memanjat Gunung Nyiragongo di Virunga National Park, nanti setelahnya pada hari Senin itu.
Taman Nasional Virunga, yang membentang seluas 7.800 km² merupakan salah satu taman nasional yang berbahaya di Afrika.
Pesawat militer Italia sudah terbang dari Hina menuju Roma membawa jasad Dubes Attanasio dan pengawalnya anggota carabinieri berusia 30 tahun, Vittorio Iacovacci.*