Hidayatullah.com—Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi Hari Selasa (20/7/2021) memecat menteri kesehatan, Kanta kantor perdana menteri, sementara kasus infeksi coronavirus terus naik sehingga membebani sistem kesehatan Tunisia.
Laporan AFP menyebutkan bahwa Faouzi Mehdi dipecat beberapa hari setelah jubir kementrian mengatakan situasi kesehatan luar biasa di mana pandemi menyebabkan kematian lebih dari 17.000 orang dalam populasi sekitar 12 juta jiwa.
Presiden Kais Saied mengumumkan pemecatan Mehdi dalam sebuah pernyataan singkat tanpa memberikan alasan keputusan itu.
Kabarnya Menteri Sosial Mohamed Trabelsi untuk sementara juga akan mengurus masalah kesehatan.
Mehdi menginisiasi pembukaan tempat-tempat vaksinasi sementara bagi warga berusia 18 tahun ke atas pada hari Selasa dan Rabu dalam rangka Idul Adha. Akan tetapi, terjadi bencana akibat massa yang berdesakan di sebagian dari 29 pusat vaksinasi, di mana vaksin yang tersedia habis dalam waktu singkat.
Kementerian mengumumkan program itu akan dilanjutkan dalam beberapa hari, tetapi kemudian pada hari Rabu dibatalkan dan suntikan vaksin dibatasi hanya untuk mereka yang berusia lebih dari 40 tahun guna menghindari kerumunan dan kekacauan.
Rumah sakit negara itu menghadapi kekurangan oksigen, nakes dan tempat tidur ICU, sehingga mendorong negara-negara dari negara-negara Teluk dan bahkan Mauritania – negara miskin yang kekurangan uang – bergegas mengirim bantuan medis ke bekas negara jajahan Prancis itu.
Laman Facebook kementerian mengatakan rumah sakit lapangan yang didirikan beberapa bulan lalu sudah tidak lagi mencukupi.
Hari Minggu, Tunisia melaporkan 117 kematian akibat Covid-19 dan 2.520 kasus baru, sehingga total kasus yang tercatat menjadi lebih dari setengah juta.
Di beberapa rumah sakit, mayat-mayat korban coronavirus dibiarkan terbaring di kamar bersebelahan dengan pasien lain hingga 24 jam lamanya, karena tidak ada cukup staf untuk memindahkan mereka ke kamar mayat yang juga sudah penuh sesak.
Sejak 20 Juni, pihak berwenang memberlakukan lockdown di enam wilayah dan lockdown parsial di ibukota.*