Hidayatullah.com—Dinas intelijen Afghanistan menangkap empat jurnalis karena mengunjungi sebuah kota perbatasan yang dikuasai Taliban dan menuding mereka menyebarkan “propaganda” musuh, kata aparat hari Selasa (27/7/2021).
Keempat warga Afghanistan itu ditangkap di Kandahar setelah hari Senin kembali dari Spin Boldak, perlintasan perbatasan dengan Pakistan yang dikuasai Taliban awal bulan ini.
Dilansir AFP, media lokal mengatakan keempat jurnalis itu sedang menyelidiki kebenaran laporan pemerintah yang menyebutkan bahwa Taliban membantai warga setempat – tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
“Propaganda apapun yang menguntungkan teroris dan merugikan kepentingan nasional Afghanistan adalah tindak kriminal,” kata jubir Kementerian Dalam Negeri Mirwais Stanikzai dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan keamanan sedang menyelidiki kasus ini.”
Pemantau media Afganistan N’ai mengatakan para jurnalis itu ditahan atas perintah Direktorat Nasional Keamanan, dinas intelijen negara itu.
“Tidak jelas apa yang terjadi,” kata Nai, seraya menambahkan bahwa tiga dari mereka bekerja untuk jaringan radio Mellat Zhagh.
“Sekarang sudah lebih dari 24 jam sejak mereka ditahan… keluarga mereka sangat khawatir.”
Komite Keselamatan Jurnalis Afghanistan menyeru agar pemerintah segera melepaskan mereka.
“Tak ada penahanan ekstra-yudisial yang bisa dibenarkan,” kata lembaga itu.
Penangkapan keempat jurnalis Afghanistan itu terjadi dua minggu setelah seorang fotografer yang bekerja untuk kantor berita Reuters tewas saat meliput pertempuran di Spin Boldak.
Seorang juru bicara Taliban, Mohammad Naeem, mengatakan bahwa keempat wartawan itu melakukan perjalanan ke Spin Boldak “untuk menyelidiki tuduhan bahwa warga dibunuh di sana”.
“Satu-satunya kejahatan mereka adalah mereka ingin mengungkap fakta yang sebenarnya,” kata Naeem.
Afghanistan sejak lama dinyatakan sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis.
Pada bulan May, pemantau media Reporters Without Borders (RSF) menempatkannya di peringkat 122 dari 180 negara dalam World Press Freedom Index terbaru.
Beberapa jurnalis tewas dalam serangan yang terjadi sejak Taliban dan Washington menandatangani kesepakatan pada Februari 2020 yang membuka jalan bagi penarikan pasukan asing dari Afghanistan.*