Hidayatullah.com–Hari Selasa 4 Januari 2022 merupakan akhir dari sebuah era, BlackBerry menghentikan semua produknya yang tidak menggunakan perangkat lunak Android, termasuk BlackBerry 10, 7.1 OS dan sebelumnya.
Dalam pernyataan yang dirilis 22 Desember 2021 perusahaan berbasis di Kanada itu mengatakan bahwa semua fungsi pada ponsel BlackBerry itu — termasuk data, telepon, SMS dan fungsi panggilan darurat 911 tidak lagi dapat digunakan, lansir The Guardian Senin (3/1/2021).
Mengandalkan keyboard fisik qwerty dan layanan BBM instant messaging, BlackBerry pernah menjadi pemain besar dalam industri ponsel dunia. Di awal dekade 2000-an, gawainya merupakan simbol gengsi kalangan bisnis dan pekerja kerah putih, termasuk politisi seperti presiden Amerika Serikat kala itu Barack Obama.
Di masa kejayaannya di tahun 2009 dan 2010, BlackBerry menggenggam 20% pasar ponsel pintar – dengan persentase yang lebih tinggi di AS – menjual lebih dari 50 juta ponsel per tahun.
Namun,. BlackBerry menjadi gawai “mati gaya” menyusul popularitas ponsel layar sentuh iPhone dan Android.
Ketika iPhone pertama kali diluncurkan pada bulan Juni 2007, ponsel keluaran Apple itu tidak langsung mengambil alih ‘tahta’ BlackBerry, karena reputasi elitnya terutama di kalangan pebisnis masih berkesan kuat. BBM instant messaging andalannya juga masih disukai banyak orang.
Namun, begitu konsumen mulai menyukai keyboard di layar sentuh, popularitasnya mulai digeser oleh iPhone dan Android sebagai alternatifnya.
Sejak kemunculan iPhone 4, penjualan ponsel Apple selalu jauh melampaui BlackBerry.
Malangnya, ketika teknologi BlackBerry mulai bisa mengejar pesaingnya, publik sudah menganggapnya ketinggalan zaman. Kalangan bisnis –yang selama ini menjadi tumpuan BlackBerry– beralih menggunakan iPhone dan Android.
Pada September 2012, CEO Yahoo Marissa Mayer menjatuhkan pamornya dengan meminta para karyawan beralih dari “BlackBerry ke ponsel pintar”.
Tahun 2016, BlackBerry mengumumkan akan melakukan outsourcing produknya dan tidak lagi memproduksi ponselnya sendiri. Sebagai gantinya, perusahaan itu mengalihkan fokusnya ke perangkat lunak, mirip dengan yang dilakukan Nokia, bekas raksasa seluler lainnya.
Sekarang, BlackBerry lebih menampilkan citra sebagai perusahaan software dan dan keamanan siber dengan konsumen perusahaan-perusahaan. Menurut data Statista, BlackBerry masih mempekerjakan ribuan karyawan dan meraup uang miliaran dolar pada tahun 2020.*