Hidayatullah.com–Presiden Niger Mohamed Bazoum menyebut kematian bekas perdana menteri Mali Soumeylou Boubèye Maïga sebagai “asasinasi” pembunuhan.
Maïga (tampak pada gambar) meninggalkan dunia pada hari Senin (21/3/2022) sebagai tahanan saat dirawat di sebuah rumah sakit di ibu kota Mali, Bamako.
Dia telah ditahan sejak Agustus 2021 atas tuduhan korupsi.
Pengadilan menolak permohonan keluarga Maïga untuk melakukan evakuasi medis karena kondisi kesehatannya yang dilaporkan memburuk, lansir BBC Selasa (22/3/2022).
“[Kematian mantan perdana menteri Mali] di penjara mengingatkan pada Presiden Modibo Keita pada 1977. Saya pikir pembunuhan seperti itu hanya terjadi di era lain (sebelumnya, red),” kata Presiden Bazoum di Twitter.
Partai-partai politik menuntut penyelidikan atas kematian mantan PM itu, yang menjabat di bawah kepemimpinannya mendiang Ibrahim Boubacar Keita yang digulingkan oleh penguasa militer Mali saat ini.
Sementara itu, para pemimpin interim Mali menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Maïga dalam sebuah pernyataan, di mana mereka memuji mantan PM itu sebagai “abdi negara yang hebat”.*