Hidayatullah.com– Pemerintah New Zealand menyatakan bahwa kelompok kanan-jauh asal Amerika Serikat Proud Boys dan The Base adalah organisasi terroris.
Kedua kelompok itu bergabung dengan 18 lainnya termasuk ISIS alias Daesh yang dinyatakan secara resmi sebagai organisasi teroris, sehingga menjadikannya ilegal di New Zealand untuk menggalang dana, merekrut atau ikut serta ke dalam kelompok itu, dan mengharuskan pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap mereka, lansir Associated Press Kamis (30/6/2022).
Organisasi yang dibentuk di Amerika Serikat itu tidak diketahui aktif di New Zealand, meskipun demikian negara di Pasifik Selatan itu semakin waspada dengan ancaman dari kelompok kanan-jauh setelah seorang pengusung ideologi supremasi kulit putih menembak dan membunuh 51 Muslim yang sedang shalat jamaah di dua masjid di kota Christchurch pada 2019.
Insiden di Christchurch itu menginspirasi penganut supremasi kulit putih lain di seluruh dunia, termasuk pelaku penembakan di sebuah supermarket di kawasan mayoritas kulit hitam di Buffalo, New York, yang menewaskan 10 orang kulit hitam.
Amerika Serikat hanya memberi stempel teroris kepada organisasi asing (asal luar negeri).
Di Kanada Proud Boys tahun lalu dimasukkan ke dalam daftar teroris. Sementara The Base sebelumnya sudah dinyatakan sebagai organisasi teroris di Inggris,Kanada dan Australia.
Dalam penjelasan setebal 29 halaman, pemerintah NZ memaparkan alasan mengapa Proud Boys dimasukkan ke dalam daftar teroris. Mereka terlibat dalam serangan ke US Capitol pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung Donald Trump yang bermaksud mengagalkan hasil kemenangan pemilu Partai Demokrat. Meskipun dalam serangan itu sejumlah milisi juga terlibat, tetapi Proud Boys adalah pihak yang menyulut serangan, mengkoordinasikan serangan terhadap aparat dan memimpin gerombolan massa lain menerobos masuk gedung Capitol.
Tidak hanya itu, sebelumnya kelompok itu memiliki sejarah menggunakan aksi protes dan media sosial untuk mengintimidasi lawan-lawannya dan merekrut kaum muda dengan memperlihatkan aksi kekerasan dan berusaha menutupi ideologi ekstremisnya.
Ketika ditanya awak media bukankah selama ini Proud Boys lebih dikenal dengan aksi protesnya dan bukan aksi kekerasan. Menteri Kepolisian NZ Chris Hipkins mengatakan bahwa mereka terlibat dalam aksi protes diwarnai kekerasan yang bertujuan menggulingkan pemerintahan jelas menjadi buktinya.
Sementara The Base merupakan kelompok yang melatih kader-kader ekstremis yang tidak ragu untuk melakukan tindak kekerasan. Pendirinya, Rinaldo Nazzaro lewat daring kerap memberikan tips tentang kekerasan, bagaimana cara mendapatkan senjata api dan ikut dalam serangan ke gedung parlemen AS di Capitol Hill.*