Hidayatullah.com– Junta militer Myanmar hari Jumat (2/9/2022) menjebloskan seorang wanita mantan duta besar Inggris dan suaminya karena melanggar aturan imigrasi.
Vicky Bowman, yang menjabat dubes dari tahun 2002 hingga 2006, ditahan bulan lalu karena tidak menyatakan bahwa dia tinggal di alamat yang berbeda dari yang tercantum pada sertifikat pendaftaran orang asing.
Htein Lin, seorang seniman terkemuka Myanmar, ditangkap karena membantu istrinya itu tinggal di alamat yang berbeda dengan rumah terdaftar mereka di kota pusat bisnis Yangon.
Seorang jubir junta mengatakan bahwa keduanya divonis penjara satu tahun. Pasangan itu, yang memiliki seorang anak perempuan, bisa saja dibui lima tahun.
Media lokal melaporkan sidang berlangsung di pengadilan di dalam penjara Insein Yangon, lansir AFP.
Bowman dan suaminya ditangkap sehari sebelum London mengumumkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan yang dikatakan membantu mengumpulkan dana untuk militer selama genosida 2017 terhadap sebagian besar Muslim Rohingya.
Sebelum menjabat sebagai duta besar, Bowman adalah sekretaris kedua di kedutaan Inggris dari tahun 1990 hingga 1993.
Dia sekarang direktur di Myanmar Centre for Responsible Business dan merupakan penutur bahasa Burma yang fasih.
Htein Lin mengambil bagian dalam pemberontakan mahasiswa 1988 melawan junta kala itu, dan kemudian menghabiskan bertahun-tahun waktunya bergerak di bawah tanah.
Dia ditangkap pada tahun 1998 dan dipenjarakan dengan tuduhan menentang pemerintahan junta.
Setelah dia dibebaskan pada tahun 2004, dia menarik perhatian Duta Besar Bowman saat itu karena lukisan-lukisan yang dibuatnya selama di penjara menggunakan bahan-bahan selundupan.
Htein Lin kemudian melamar diplomat itu saat liburan di Inggris, dan pasangan itu menikah pada 2006.*