Hidayatullah.com– Atlet panjat tebing Elnaz Rekabi, yang belum lama ini bertanding di Seoul tanpa mengenakan hijab (penutup kepala), telah dipaksa mengutarakan permintaan maaf, kata sebuah sumber kepada BBC Persian.
Elnaz Rekabi, 33, melanggar aturan Iran karena tidak menutup kepalanya saat bertanding di Seoul. Namun kemudian, lewat akun media sosialnya dia mengatakan tudung kepalanya terjatuh tanpa disengaja sesaat sebelum bertanding.
Kerumunan orang menyambut kedatangan Rekabi di bandara Teheran pada hari Rabu, mereka memanggilnya dengan sebutan “pahlawan”. Dia tiba sekitar pukul 03:30 (00:00 GMT) tanpa jilbab, menutupi rambutnya hanya dengan topi baseball hitam dan hoodie.
Keesokan harinya, dia bertemua dengan Menteri Olahraga Iran dengan mengenakan pakaian yang persis sama, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa dirinya belum sempat pulang kala itu.
Sumber tersebut kepada BBC Persian mengatakan bahwa Rekabi ditahan di sebuah ruangan di gedung Komite Olimpiade Nasional Iran oleh aparat berpakaian bebas sampai dirinya bertemu dengan Menteri Olahraga.
Rekabi sekarang berada di bawah “tahanan rumah”, tetapi pihak berwenang mengatakan dia tinggal di rumah karena dia membutuhkan istirahat, kata sumber itu seperti dikutip BBC Sabtu (22/10/2022).
Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang mengancam akan merampas properti milik keluarga Rekabi apabila dia tidak membuat pernyataan permintaan maaf.
Wanita Iran diwajibkan menutupi rambut mereka dengan tudung kepala dan lengan dan kaki mereka dengan pakaian longgar. Atlet wanita juga harus mematuhi aturan berpakaian saat mereka resmi mewakili Iran.
Sumber tersebut mengatakan, Iran sering memerintahkan atlet yang pergi ke luar negeri untuk bertanding di kompetisi internasional agar meninggalkan jaminan, dengan tujuan memastikan mereka akan kembali pulang ke negaranya.
Sebelum berangkat ke Seoul, Rekabi terpaksa menyerahkan cek senilai $35.000 dan memberikan kuasa penuh kepada Federasi Pendaki Gunung Iran untuk menjual properti keluarganya, kata sumber itu.
Meskipun demikian, tetap ada atlet Iran yang memilih untuk tidak pulang kembali ke negaranya, seperti Kimia Alizadeh peraih medali Olimpiade yang membelot pada Januari 2020.
Alizadeh mengatakan, pada saat dia telah meninggalkan Iran, dia tidak ingin menjadi bagian dari “kemunafikan, kebohongan, ketidakadilan dan sanjungan”. Dia menggambarkan dirinya sebagai “salah satu dari jutaan wanita tertindas di Iran”.*