Hidayatullah.com— Qatar akan menyumbangkan bus yang digunakan untuk mengangkut penggemar bola selama Piala Dunia 2022 ke Lebanon untuk membantu mengatasi krisis transportasi di negara itu, demikian menurut Qatar. Qatar adalah negara pertama yang menawarkan dukungan langsung untuk Lebanon setelah ledakan Beirut, menjanjikan sumbangan lebih dari $70 juta.
Sebagai bagian dari warisan Qatar 2022, negara Teluk itu akan memberikan beberapa infrastruktur terkait Piala Dunia ke sejumlah negara, terutama negara yang dilanda kondisi ekonomi sulit. Ini termasuk ribuan kursi stadion, seluruh stadion sepak bola dan bus.
Selain 1.000 bus yang sudah berada di negara Teluk, Qatar juga membeli sekitar 3.000 lebih yang semuanya digunakan untuk mengangkut penonton secara gratis selama turnamen berlangsung.
Beberapa sumber mengatakan kepada media lokal Lebanon bahwa Qatar berjanji untuk menyediakan tempat duduk stadion untuk beberapa stadion kota serta kota olahraga di Beirut. Namun, pihak Lebanon menyarankan agar langkah tersebut hanya mencakup sejumlah bus.
Tujuan Doha untuk memberikan beberapa infrastruktur terkait Piala Dunia ke beberapa negara, terutama yang dilanda kondisi ekonomi yang sulit, menjadi inspirasi konsep tersebut, yang sejalan dengan warisan Qatar 2022, kutip Doha News.
Langkah tersebut dilaporkan dipertukarkan antara Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan pejabat Qatar selama acara olahraga besar. Caretaker Menteri Pekerjaan Umum Ali Hamieh juga membahas masalah ini dengan Menteri Transportasi Qatar Jassim bin Saif bin Ahmed Al Sulaiti .
Surat kabar Al Akhbar juga menulis Mikati telah membahas hal ini dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Sebelum ini, Qatar telah menyumbangkan jutaan bantuan medis ke Lebanon saat sektor kesehatan runtuh. Qatar juga tekah berkomitme menyediakan 70 ton makanan bagi tentara Lebanon setiap bulan selama satu tahun penuh untuk membantu meringankan beberapa beban pihak berwenang di Beirut.
Krisis beberapa dekade
Lebanon sedang mengalami krisis ekonomi berat. Hal ini diperburuk oleh wabah Covid-19 dan ledakan pelabuhan Beirut yang tragis pada tahun 2020.
Sedikitnya 200 orang tewas akibat ledakan tersebut, dan keluarga korban terus menuntut pertanggungjawaban selama dua tahun.
Qatar adalah negara pertama yang menawarkan dukungan langsung untuk Lebanon setelah ledakan, menjanjikan sumbangan lebih dari $70 juta. Meskipun miliaran bantuan dikirim ke negara itu sebagai tanggapan atas tragedi tersebut, Lebanon belum pulih secara finansial.
Mata uang Lebanon mencapai titik terendah sepanjang masa setelah kehilangan lebih dari 90% nilainya terhadap dolar AS sejak 2019. Setidaknya 80% populasi negara itu sekarang hidup dalam kemiskinan.
Banyak orang di Lebanon juga tidak dapat mengakses tabungan mereka di bank-bank di seluruh negeri, yang menjadi sasaran sejumlah pembobolan oleh penduduk setempat yang sangat membutuhkan uang mereka.
Qatar telah mengulurkan tangan membantu negara yang dilanda krisis di berbagai bidang. Doha membantu Libanon mengamankan sekitar 991.000 liter bahan bakar pada Juli karena penduduk setempat tidak dapat bertahan hidup di bawah inflasi yang terus berlanjut yang menciptakan tingkat kemiskinan yang tinggi.*