Hidayatullah.com—Seorang kolumnis telah ditahan di Ankara, Sabtu (29/3/2014), sebagai tersangka pertama dalam penyelidikan atas bocornya pembicaraan para pejabat tinggi keamanan Turki tentang kemungkinan operasi militer di Suriah untuk merebut kembali Makam Suleyman Shah.
Jaksa Tekin Kucuk yang memerintahkan penangkapan Dr Onder Aytac. Namun, Aytac tidak ada di tempat saat rumahnya digerebek polisi. Aytac, yang juga seorang akademisi, kemudian menyerahkan dirinya sendiri ke kantor polisi dan ditahan dengan tuduhan mengetahui tentang kasus bocornya pembicaraan pejabat tinggi Turki mengenai rencana serangan ke Suriah, lansir kantor berita semi resmi Anadolu dikutip Hurriyet.
Aytac menjadi pembicara tamu di program stasiun televisi Samanyolu pada 26 Maret kemarin, di mana dia mengatakan bahwa partai penguasa AKP akan menginvasi Suriah dengan “operasi terbatas” guna merebut kembali Makam Suleyman Shah dari tangan kelompok-kelompok jihad.
“Semuanya telah siap untuk operasi itu. Ini akan menjadi materi terbesar [propaganda pemerintah sebelum pemilu lokal 30 Maret],” kata Aytac dalam program acara itu.
Aytac dikenal dekat dengan kelompok Gerakan Gulen yang dipelopori Fetullah Gulen, tokoh Muslim Turki bekas sekutu politik Erdogan dan AKP yang kini menjadi musuhnya dan mukim di Amerika Serikat.
Isi pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu dan sejumlah pejabat tinggi keamanan itu kemudian juga diunggah ke YouTube, yang mengakibatkan pemerintah Ankara memblokir situs berbagi video itu sejak hari Kamis (27/3/2014).
Presiden Turki Abdullah Gul mengecam kebocoran itu sebagai “tindakan mata-mata” dan berjanji akan memburu pelaku penyadapan tersebut tanpa toleransi.
“Semuanya dan setiap orang akan diselidiki dengan cara sangat teliti,” kata Menlu Ahmet Davutoglu, Jumat (28/3/2014).
Menurut Hurriyet, penyelidikan awal menunjukkan bahwa kebocoran informasi itu dilakukan oleh “orang dalam” dan menafikan kemungkinan adanya keterlibatan intelijen asing. Tidak ada alat penyadap yang ditemukan di kantor kementerian luar negeri.
Makam Suleyman Shah merupakan kompleks makam kakek dari pendiri Kesultanan Utsmaniyah, Usman I, yang konon meninggal karena tenggelam di Sungai Eufrat yang sekarang masuk wilayah Suriah. Area pemakaman Suleyman Shah itu terletak di Aleppo. Berdasarkan perjanjian antara Turki dengan Prancis tahun 1921, area makam tersebut menjadi wilayah kedaulatan Turki. Sejak itu tempat tersebut dikawal oleh pasukan keamanan Turki.
Dilansir Today’s Zaman, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan hari Selasa (25/3/2014) dalam program televisi yang disiarkan NTV dan Star mengatakan, jika ada serangan atas makam tersebut maka Turki akan mengambil semua tindakan yang diperlukan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagaimana kabar yang beredar sebelumnya, kelompok ISIL atau ISIS telah mengancam Turki, dan lewat video yang diunggah di YouTube menuntut agar Turki menurunkan benderanya yang berkibar di makam itu dan menarik pasukan penjaga makam dalam waktu tiga hari. Video ancaman itu diunggah pada 20 Maret, tetapi kemudian disinggirkan oleh YouTube karena isinya yang berupa ancaman dianggap melanggar kebijakan situs tersebut.
Pemerintah Ankara mengecam partai oposisi CHP, karena tidak mendukung kebijakan pemerintah yang memblokir YouTube, terkait bocoran isi pembicaraan mengenai kemungkinan serangan ke Suriah itu yang diunggah ke situs tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ankara bersedia menghentikan blokir atas YouTube jika situs itu mau menghapus konten tersebut.
Kebocoran itu dipandang sebagian pihak sebagai pukulan telak bagi partai penguasa AKP menjelang pemilihan umum tahun ini.*