Hidayatullah.com—Paus Koptik Tawadros II mengatakan kunjungannya ke Yerusalem (Al-Quds) adalah urusan pribadi dan sebagai tanggung jawab gereja untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Uskup Agung Metropolitan Abraham dari Keuskupan Koptik di Yerusalem, dan kunjungan itu tidak direncanakan.
Di stasiun televisi Kristen ME-SAT dari wilayah Palestina yang diduduki Zionis Israel, Tawadros II membuat pernyataan singkat bahwa kunjungannya dimaksudkan untuk memimpin upacara pemakaman Uskup Agung Abraham. Uskup tersebut dalam Sinode Suci Koptik dianggap orang nomor dua setelah paus.
“Adalah kewajiban gereja untuk ambil bagian dalam upacara pemakaman seorang pria yang telah mengabdi dan mendapat penghormatan dari semua orang di sekelilingnya, bahkan dari kalangan masyarakat Yahudi,” kata Tawadros II seperti dikutip Ahram Online Jumat (27/11/2015).
Perjalanan Tawadros II ke Yerusalem itu mengundang kontroversi di Mesir, berupa tuduhan pelanggaran terhadap aturan gereja.
Paus Shenouda III, yang wafat pada Maret 2012, mengeluarkan peraturan kepausan di tahun 1979 berupa larangan melakukan perjalanan ibadah ke Palestina. Peraturan itu hingga saat ini masih berlaku.
Kunjungan tiba-tiba Tawadros II ke wilayah Palestina yang terjajah itu dianggap bertentangan dengan pernyataannya sendiri, yang menegaskan bahwa dia akan mematuhi dan mengikuti sikap Shenouda III dalam masalah tersebut.
Paus Shenouda tegas menunjukkan sikap anti-Zionis dan menentang normalisasi hubungan dengan Israel, atas nama nasionalisme Arab.
Shenouda tidak mengunjungi Yerusalem selama 41 tahun memimpin Gereja Koptik.
Pemikir Kristen Soliman Shafiq berpendapat kunjungan Tawadros II itu bertentangan dengan semua tradisi dan keputusan yang telah dikeluarkan Gereja Koptik.
Soliman menggambarkan keputusan Paus Koptik itu ke Yerusalem sebagai tindakan yang disayangkan. Paus seharusnya cukup mengirimkan utusan untuk menghadiri pemakaman Uskup Agung Koptik di Yerusalem tersebut, dan bukannya berangkat sendiri.
Tawadros II bersikukuh mengatakan kunjungannya adalah urusan pribadi.
“Ini adalah kunjungan yang tidak direncanakan. Kunjungan terencana mengharuskan adanya pertemuan-pertemuan terjadwal dengan para pejabat, yang dalam kasus saya hal itu sama sekali tidak ada. Kunjungan saya meupakan pelipur lara dan kewajiban kemanusiaan terhadap seseorang yang penting, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi Gereja Orthodoks,” papar Tawadros II.
Pemimpin tertinggi Kristen Koptik itu meninggalkan Kairo pada hari Kamis lalu untuk melakukan apa yang disebutnya sebuah kunjungan di luar kebiasaan ke Yerusalem. Dia tiba di Tel Aviv, lalu melanjutkan perjalannya ke kota suci itu.
Tawadros II diharapkan segera kembali usai upacara pemakaman pada hari Sabtu ini.
Penganut Koptik terkemuka yang juga pengusaha paling kaya di Mesir, Naguib Sawiris, membela tindakan Tawadros II itu.*