Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyerang calon presiden Republik, Donald Trump, dengan menyebut Trump tak layak menjadi presiden Amerika Serikat.
Obama mempertanyakan mengapa Partai Republik tetap saja mendukung pencalonan Trump.
Obama mengacu ke kecaman Trump terhadap keluarga Muslim yang anaknya tewas saat bertugas sebagai kapten militer Amerika di Iraq.
Menurut Obama, kecaman ini menunjukkan Trump sangat tidak siap menjadi presiden.
“Kenyataan bahwa ia menyerang keluarga Amerika yang sangat terhormat, yang berkorban untuk Amerika … juga minimnya pemahaman atas masalah-masalah penting di Eropa, Timur Tengah, Asia, ini semua menunjukkan ia tak siap menjadi presiden,” kata Obama dikutip BBC, Rabu (03/08/2016).
Menanggapi serangan ini, Trump mengatakan pesaingnya dari Demokrat, Hillary Clinton, yang tidak pantas menjadi presiden.
Para politikus senior Republik seperti ketua parlemen Paul Ryan dan ketua senat Mitch McConnell dalam beberapa kesempatan mengkritik Trump, namun Trump, yang juga dikenal sebagai miliuner secara keseluruhan tetap mendapatkan sokongan Republik.
Ramadhan lalu, Obama juga sempat menyindir Trump, yang disebutnya dengan ‘suara-suara’ yang mencoba memecah-belah Amerika.
“Saya berdiri tegak dengan masyarakat muslim Amerika dan menolak suara-suara yang berusaha memecah-belah kita atau membatasi kebebasan agama dan hak-hak sipil,” kata Obama, seperti dikutip dalam situs berita ABC, Selasa (07/06/2016).
“Saya berdiri, berkomitmen untuk menjaga hak-hak sipil semua orang Amerika, tidak peduli agama atau penampilan mereka,” tuturnya.
Donald Trump telah dua kali mengeluarkan pernyataan yang menolak kedatangan orang muslim ke Amerika Serikat dalam sesi wawancara yang digelar pada Minggu kemarin dengan CBS di acara Face The Nation.
“Saya tidak mundur,” ucap Trump. “Kita harus melakukan sesuatu. Ada masalah di negeri ini. Kita memiliki masalah terorisme Islam radikal di negeri ini. Juga seluruh dunia, ini masalah,” kata Trump.
Menarik Dukungan
Sementara itu, seorang anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Republik Richard Hanna beralih dukungan kepada calon presiden dari kubu lawan, Hillary Clinton, dan tidak akan memilih calon dari partainya sendiri.
Richard Hanna dari negara bagian New York menarik dukungannya setelah calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengkritik orang tua kandung tentara Muslim asal Amerika Serikat yang tewas di Iraq.
Sebelumnya, sejumlah anggota Kongres Republikan sudah menarik dukungan terhadap Trump menjelang pemilihan presiden pada 8 November mendatang. Namun, Hanna adalah tokoh pertama yang melangkah lebih jauh dengan secara terbuka mendukung kubu lawan dari Partai Demokrat.*