Hidayatullah.com–Ribuan polisi Thailand mengepung dan menyerbu sebuah kuil Buddha semalam untuk menangkap kepala biksu yang menghadapi dakwaan kriminal termasuk menerima uang haram sebesar AS $ 40 juta.
Namun, polisi masih gagal menemui Phra Dhammajayo dan mengabarkan, operasi penggeledahan akan diteruskan hari ini.
“Kami mengepung akses keluar dan masuk ke kuil. Setelah itu, kami akan melakukan pencarian menyeluruh ke penjuru bangunan,” ungkap Kepala Departemen Investigasi Khusus Kepolisian Thailand, Kolonel Paisit Wongmaung, seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/2/2017).
Dalam operasi ini, sekitar 3000 anggota polisi tidak bersenjata datang mengepung kuil tersebut sejak pagi hari, namun gagal menangkap Dhammajayo.
Baca: Biksu Buddha Pembenci Muslim Rohingya Jadi Sorotan Dunia
Biksu Phra menjadi buron setelah namanya disangkutpautkan dengan kasus pencucian uang. Dia diduga telah melakukan penggelapan dana dalam jumlah besar selama menjabat sebagai biksu di salah satu kuil Buddha terbesar di Bangkok.
Upaya penggiringannya ke meja hukum sudah dilakukan sejak Juni 2016. Akan tetapi, biksu berusia 72 tahun tersebut terus menerus mendapat perlindungan dari para biksu dan jemaahnya. Setiap kali polisi mau masuk, ribuan masyarakat telah berkumpul menjadi tameng hidup baginya.
Dhammajayo tidak muncul di tempat umum selama beberapa bulan dan tidak tahu apakah dia masih berada di dalam kuil tersebut.
Polisi tidak menghadapi setiap tantangan ketika masuk ke kuil tersebut.
Baca: Biksu Thailand Ditangkap dalam Kasus Penyelundupan Kulit Harimau
Pihak kuil membantah tuduhan korupsi tersebut dan menganggap tindakan pemerintah ini bermotif politik karena kepala biksu itu pendukung mantan Perdana Menteri yang disingkirkan, Thaksin Shinawatra.
Departemen Investigasi Khusus Thailand kali pertama memanggil Dhammajayo untuk diinterogasi pada Maret tahun lalu karena dicurigai terlibat dalam pencucian uang.
Setelah beberapa kali gagal hadir untuk diinterogasi, sebuah pengadilan pidana mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada kepala biksu itu pada Mei 2016 lalu.
Kuil yang dipimpin Phra Dhammajayo didirikan tahun 1970-an dan dianggap agak berbeda dengan kuil-kuil lain di Thailand yang biasanya terintegrasi dengan masyarakat setempat.
Selain bertendensi pada kultus karismatis, Kuil Dhammakaya yang berbentuk seperti ‘piring terbang’ kerap menggelar meditasi massal yang diatur rapi dan mengharapkan kesetiaan penuh dari para jemaat.*