Hidayatullah.com—DI saat kapal induk Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang menuju perairan Suriah, Kapal Perang Rusia, dilaporkan sedang meninghalkan Pelabuhan Tartus di Suriah.
Kementerian Pertahanan Rusia belum berkomentar pada citra satelit terbaru ini.
Sebelumnya, dikutip Reuters, ISi (ImageSat International), operator satelit berbasis Israel, yang sebelumnya telah merilis foto dari jet tempur supersonik generasi kelima Su-57, yang ditempatkan di Pangkalan Udara Hmeymim di Suriah, diam-diam sibuk hilir mudik di wilayah udara Suriah beberapa waktu lalu.
Namun tidak jelas apakah kapal-foto harus benar — menuju di Mediterania untuk latihan.
Baca: Serangan Jet Tempur Rusia Bunuh 5233 Penduduk Sipil Suriah sejak 2015
Kamis lalu, perusahaan satelit tersebut mengklaim bahwa kapal-kapal Rusia sekarang disiagakan di perairan Suriah yang kemungkinan untuk mengantisipasi terjadinya serangan udara dari AS dan sekutunya terhadap rezim Suriah.
ISi, seperti dikutip Sputnik, Kamis (12/04/2018), mengidentifikasi kapal-kapal yang terpantau satelit tersebut antara lain; Kapal Perang Admiral Grigorovich, Kapal Ropucha dan dua Kapal Selam Kilo-Class. Ada juga beberapa kapal lain yang belum diidentifikasi.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, telah mengumumkan bahwa Presiden AS Donald Trump mencatat Moskow dan Damaskus bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Kota Douma, Suriah, yang dilaporkan menewaskan hingga 70 orang.
Angkatan Laut AS telah mengumumkan bahwa Kapal Induk USS Harry S Truman dengan rombongan kapal perang seperti USS Normandy, USS Arleigh Burke, USS Bulkeley, USS Forrest Sherman dan USS Farragut, sedang dikirim ke Timur Tengah. Dua lagi kapal perusak, USS Jason Dunham dan USS The Sullivan, juga akan menyusul bergabung rombongan kapal penyerang tersebut.
Vladimir Sharmanov, Ketua Komite Pertahanan di Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma), mengatakan kapal perang tersebut meninggalkan pangkalan Mediterania karena takut keselamatan mereka.
“Itu adalah praktik umum ketika ada ancaman serangan,” kata Sharmanov.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan tengah membahas perkembangan terbaru di Suriah melalui panggilan telepon hari ini. Menurut sumber keduanya setuju untuk tetap berhubungan, tulis Reuters.*