Hidayatullah.com—Klub sepak bola Real Madrid mengundang remaja perempuan ikon perjuangan Palestina, Ahed Tamimi (17 tahun), untuk berkunjung ke stadion Santiago Bernabeu.
Tamimi yang sempat ditahan Zionis-’Israel’ selama delapan bulan tiba di stadion milik Real Madrid yaitu Santiago Bernabeu, beberapa jam sebelum pertandingan heboh antara klub itu dengan musuh bebuyutan satu kota yaitu Atletico Madrid.
Tamimi sempat menjalani persidangan setelah menampar dan mendorong tentara penjajah yang hendak merazia rumahnya di kawasan Tepi Barat di Desa Nabi Saleh pada 2017.
“Tamimi bertemu dengan Emilio Butragenio, bekas penyerang klub yang saat ini menjadi salah satu manajer senior di sana,” begitu dilansir Times of ‘Israel’, Sabtu, 29 September 2018 waktu setempat.
Ditemani beberapa anggota keluarganya dan disambut mantan striker Los Blancos, Emilo Butragueno. Bentuk penghormatan Real Madrid, yaitu dengan memberikan jersey berangka punggung sembilan.
Perempuan 17 tahun itu Di bagian punggung jersey tersebut bertuliskan nama Ahed. “Real Madrid sangat menghormati dan kagum dengan perjuangan aktivis Ahed Tamimi,” begitu tulis Aljazeera.
Penjajah ‘Israel’ meradang ketika dengan langkah Real Madrid. Juru bicara Kementerian Luar Negeri ‘Israel’, Emanuel Nachshon, mencela undangan dari Real Madrid ini.
“Memalukan, Real Madrid menyambut seorang ‘teroris’ yang menyuarakan kebencian dan kekerasan. Apa koneksinya antara ini dengan nilai-nilai sepak bola? Kata Nachshon lewat cuitan di Twitter sambil mencuit berita Tamimi dari media lokal Spanyol.
Gara-gara pemberian gelar kehormatan tersebut, kedutaan ‘Israel’ di Madrid melayangkan protes. Duta Besar ‘Israel’ di Spanyol, Daniel Kutner, menilai pemberian penghormatan Real Madrid terhadap Tamimi, sebagai bentuk persetujuan klub tersebut atas aksi kekerasan Palestina di perbatasan.
Kutner mengatakan, Tamimi bukan ikon perdamaian. Melainkan seorang remaja yang mengkampanyekan kekerasan terhadap ‘Negara palsu Yahudi’ di Palestina.
Baca: Sebelum Divonis, 38 Ahli Hukum Berbagai Negara Desak Israel Bebaskan Ahed Tamimi
Duta Besar ‘Israel’, Daniel Kutner, ikut mencuit di Twitter. “Ahed Tamimi tidak berjuang untuk perdamaian. Dia membela kekerasan dan teror, institusi yang telah menyambut dan merayakan kedatangannya secara tidak langsung mendukung agresi dan bukan dialog serta pemahaman yang kita perlukan,” kata dia.
Sebagaimana diketahui, penangkapan Tamimi mendapat perhatian dunia, dan menyorotinya sebagai ikon perjuangan Palestina. Sejumlah rakyat Palestina beberapa kali menggelar pawai menuntut penjajah ‘Israel’ untuk melepasnya pada Desember 2017.
Dalam pengakuan di pengadilan penjajah, Ahed Tamimi menampar tentara yang telah menembak sepupunya di kepala menggunakan peluru karet sekitar satu jam sebelum insiden penamparan itu terjadi.
Warga Palestina di daerah pendudukan di Tepi Barat melihat Ahed Tamimi sebagai ikon sang pemberani.*