Hidayatullah.com– Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) hari Senin (31/8/2020) mengutuk penodaan Al-Quran baru-baru ini di Skandinavia. Penodaan Al-Quran dinilai suatu hasutan untuk terorisme dan meremehkan nilai-nilai sakral, kata Syeikh Ali al-Qaradaghi.
“Penodaan Al-Quran adalah”hasutan untuk terorisme dan meremehkan nilai-nilai sakral,” kata Ali al-Qaradaghi, Sekjen Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS), di laman Facebook.
Penodaan Al-Quran terjadi dalam sebuah aksi protes anti-Islam hari Sabtu di ibu kota Oslo oleh kelompok sayap kanan Stop Islamisasi Norwegia (SION). Dalam aksi itu, seorang pengunjuk rasa merobek halaman-halaman Al-Quran dan meludahi mereka.
Jumat lalu, di Malmo, Swedia, salinan Al-Quran juga dibakar oleh pendukung Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs (Tight Direction). Syeikh Qaradaghi juga mendesak umat Islam untuk mengikuti ajaran Islam secara ketat dan tidak menanggapi ekstremisme dengan ekstremisme.
Ia mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan, Al-Qaradaghi mengatakan insiden itu tidak merugikan Al-Quran tetapi pelakunya. Tanggapan pertama atas insiden tersebut haruslah pembentukan konsensus Islam untuk mengikuti Al-Quran, tambahnya.
Penodaan Al-Quran di Swedia
Kecaman serupa datang dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Organisasi beranggotakan lebih 57 negara Islam ini mengecam pembakaran salinan kitab suci Al-Quran di Kota Malmo, Swedia selatan. OKI menggambarkan pembakaran Al-Quran sebagai “tindakan penghasutan”.
Organisasi bermarkas di Jeddah itu menggambarkan pembakaran sebagai “tindakan penghasutan dan provokasi”. Hal ini dinilai “bertentangan dengan upaya global untuk memerangi ekstremisme dan hasutan untuk kebencian berdasarkan agama dan keyakinan”.
Sementara itu, OIC Islamophobia Observatory, badan yang memantau insiden Islamofobia di seluruh dunia, menyambut baik tindakan yang diambil oleh otoritas Swedia terhadap mereka yang membakar kitab suci umat Islam tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Observatorium meminta komunitas Muslim di Swedia “untuk menahan diri dan menghindari kekerasan”.*