Hidayatullah.com—Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi hak-hak sipil Muslim dan advokasi terbesar di AS mengatakan seruan terbuka terkait genosida Muslim India oleh tokoh-tokoh ekstremis yang dikuasi pemerintahan Narendra Modi. Menurut CAIR kekerasan terhadap Muslim menunjukkan kebutuhan mendesak Kongres AS untuk membentuk utusan khusus guna memerangi Islamofobia.
Pada pertemuan puncak baru-baru ini yang dihadiri oleh pejabat partai BJP yang berkuasa, kelompok sayap kanan Hindutva menyerukan pembersihan etnis minoritas di India. Seorang pembicara berkata: “Boikot ekonomi tidak akan berhasil. Kelompok Hindu perlu memperbarui diri. Pedang hanya terlihat bagus di atas panggung. Pertempuran melawan Muslim ini akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki senjata lebih baik,” ujar pemimpin Hindutva, Narsinghanand, dikutip di TRTworld, Kamis (23/12/2021).
Sementara pembicara lain, Sekretaris Jenderal Hindu Mahasabha (Majelis Agung Hindu) Sadhvi Annapurna, menyerukan pembunuhan massal terhadap umat Islam. “Tidak ada yang mungkin tanpa senjata. Jika Anda ingin melenyapkan populasi mereka maka bunuh mereka. Bersiaplah untuk membunuh dan bersiaplah untuk masuk penjara. Bahkan jika 100 dari kita siap untuk membunuh 20 lakh dari mereka (Muslim), maka kita akan melakukannya. Menang, dan masuk penjara,” kata dia.
Dalam sebuah seruan terbaru, CAIR mendesak anggota DPR AS (Kongres) mengeluarkan UU Anti-Islamofobia.
“Seruan yang jelas untuk genosida dan pembersihan etnis oleh tokoh masyarakat yang terkait dengan pemerintah India sekali lagi menunjukkan kebutuhan mendesak akan utusan khusus untuk memerangi Islamofobia sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang Pemberantasan Islamofobia Internasional yang diadopsi di DPR,” ujar Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell di laman resminya.
“Komunitas Muslim India semakin menjadi sasaran kebencian, diskriminasi, dan kekerasan. Kampanye kebencian yang berkembang harus ditantang oleh bangsa dan negara kita di seluruh dunia sebelum meningkat lebih jauh,” tambahnya.
Dia mencatat bahwa bulan lalu, CAIR mengutuk penghilangan India dari daftar “negara-negara yang menjadi perhatian khusus” Departemen Luar Negeri AS meskipun di Negara itu terjadi peningkatan kejahatan rasial terhadap minoritas agama. CAIR telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang pelanggaran HAM kelompok Muslim di India.*
Baca: