Hidayatullah.com — Menyebut NATO sebagai “produk Perang Dingin,” China mendesak negara-negara non NATO untuk berhati-hati dengan aliansi militer tersebut.
“NATO adalah produk Perang Dingin dan seharusnya sudah menjadi sejarah sejak lama,” kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Kamis, lansir TRT World (07/04/2022).
Komentar Zhao itu menanggapi Finlandia yang “mempertimbangkan” untuk bergabung dengan NATO di tengah serangan Rusia di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.
“Kami menyarankan negara-negara terkait untuk berhati-hati ketika mengembangkan hubungan dengan NATO,” kata Zhao, menurut harian China Global Times.
Beijing telah berupaya menekan ekspansi NATO.
Amerika Sumber Serangan Siber Terbesar di Dunia
Mengenai tuduhan bahwa peretas yang didukung China menyerang sumber daya listrik India, Zhao mengatakan: “Dalam penyelidikan insiden dunia maya harus ada bukti lengkap, dan koneksi ke pemerintah mana pun tidak boleh dibuat sembarangan.”
“Kami telah berulang kali menegaskan bahwa China dengan tegas menentang dan menindak segala bentuk peretasan sesuai dengan hukum, dan tidak akan mendorong, mendukung, atau memaafkan peretasan,” katanya.
Terakhir, ia menuduh AS sebagai “sumber serangan siber terbesar di dunia.”