Hidayatullah.com– Mali dan Rusia menandatangani serangkaian kesepakatan yang ditujukan untuk memperluas perdagangan bilateral dan memperkuat hubungan ekonomi.
Termasuk dalam kesepakatan itu adalah kerja sama yang lebih luas di bidang energi nuklir, menurut rilis yang dikeluarkan Kremlin seperti dilansir BBC hari Selasa (24/6/2025).
Kerja sama itu diumumkan di sela-sela kunjungan pemimpin junta militer Mali Kolonel Assimi Goïta ke Moskow, di mana dia juga melakukan pembicaraan selama dua jam dengan Presiden Vladimir Putin, lapor media pemerintah Rusia.
Goïta membanggakan hubungannya dengan Rusia sejak mengambil alih kekuasaan Mali lewat kudeta tahun 2021, dan pada saat yang sama mengurangi ikatan dengan bekas negara penjajah Prancis.
Berbicara pada hari Senin, Putin mengatakan bahwa sementara hubungan dengan Mali saat ini masih “sederhana” tetapi ada yren di masa depan bahwa kerja sama bilateral akan bergerak naik dan di masa mendatang mereka akan bekerja sama di bidang eksplorasi geologi, energi, logistik serta bidang kemanusiaan.
Mali dan Rusia sebelumnya sudah mendiskusikan tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang dirancang Rusia sebagai proyek energi strategis bagi Mali.
Di dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor Kepresidenan Mali, Goïta mengungkap apresiasi terhadap Rusia yang menyambut hangat ajakan kerja sama dengan Mali yang akan mencakup banyak sektor.Kerja sama militer masih menjadi bagian kunci dalam hubungan Rusia-Mali.
Pasukan paramiliter Rusia menyokong pemerintah Goïta sejak pasukan Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa diminta angkat kaki dari Mali setelah bertahun-tahun berupaya memberantas kelompok pemberontak Muslim.
Wagner Group belum lama ini menarik diri dari Mali, tetapi kelompok tentara bayaran lainnya, Africa Corps, masih bertahan di Mali.
Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov, yang melakukan pembicaraan terpisah dengan sejawatnya Sadio Camara, mengatakan bahwa prioritas kemitraan Rusia-Mali adalah “untuk mencapai hasil praktis dalam memperkuat keamanan dan kedaulatan”.
“Pendekatan ini merupakan kunci keberhasilan dan kemenangan,” kata Belousov seperti dikutip AFP.*