Rabu, 7 Desember 2005
Hidayatullah.com–Pemilihan ketua presidium berlangsung dalam rapat maraton menjelang subuh. Dari sepuluh kandidat, empat orang mengundurkan diri, sedang enam orang lainnya tetap maju yakni, Hatta Radjasa, Muslimin Nasution, Nanat Fattah, Azyumardi Azra dan Moh Nuh dan Marwah Daud Ibrahim .
Namun diantara kandidat tersebut, Marwah berhasil memperoleh suara terbanyak dengan jumlah 231 suara, dari 1.084 suara yang masuk.
Hatta Radjasa memperoleh 224 suara, Muslimin Nasution (182 suara), Nanat Fattah (153 suara), Azyumardi Azra (151 suara), dan Moh. Nuh (151 suara). Sementara empat calon lainnya , mereka itu adalah Jimly Asshiddiqie, Sugiharto, Adi Sasosno, dan Mansyur Ramli.
Khusus Mansyur Ramli, pencalonannya dianggap batal karena tidak menghadiri proses pemilihan sebagaimana yang diatur pada pasal 3 ayat 3 dalam AD/ART ICMI, kendati dia telah mengirim faksimilie sebagai perwakilan dirinya, yang menyatakan kesiapannya untuk menjadi anggota presidium. Pada pemilihan tersebut, Mansyur berada di Jakarta.
Dengan terpilihnya Marwah sebagai ketua presidum merupakan catatan sejarah bagi ICMl karena Marwah adalah pemimpin pertama perempuan setelah 15 tahun lamanya ICMI didirikan.
Sebelumnya, mereka yang berhasil memangku jabatan dalam sistem kepemimpinan Presidium ini, terpilih setelah melewati putaran kedua.
Pada pemilihan putaran pertama Muktamar ICMI IV, muncul 28 calon anggota presidium yang diusulkan organisasi wilayah. Ke-28 calon ini kemudin di godok kembali untuk menentukan kandidat yang paling tepat dan berhak masuk dalam seuluh besar pemilihan putaran kedua.
Mereka yang masuk dalam 10 besar itu adalah Hatta Radjasa, Marwah Daud, Muslimin Nasution, Azyumardi Azra, Nanat Fattah, Sugiharto, Adi Sasono, Jimly Asshidiqie, Moh Nuh, dan Mansyur Ramli.
Sebelum dipilih untuk penentuan lima besar, ke-10 calon anggota presidium ini, memaparkan visi dan misinya. Selanjuntya, mereka ini dipilih kembali oleh 513 orang yang terdiri dari orda, orcab dan badan otonom untuk menentukan siapa yang layak menempati posisi terhormat dalam organisasi pada inteletual dan cendiakawan muslim ini. (ant/rri/cha)