Hidayatulla.com–Nahdlatul Ulama (NU) mendukung dimasukkannya syarat moral bagi calon kepala daerah demi mendapatkan pemimpin terbaik. “Dalam Islam, mereka yang menjadi pemimpin diharapkan adalah figur terbaik,” ujar Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail NU KH Arwani Faishal di Jakarta, kemarin.
Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, kata Arwani, umat Islam waktu itu menunjuk Abu Bakar Siddiq sebagai pemimpin karena Abu Bakar dinilai sosok terbaik, demikian pula pengganti berikutnya.
Menurut Arwani, usulan tentang persyaratan moral bagi calon kepala daerah harus didukung demi kemaslahatan. Jika pemimpin memiliki cacat moral, bagaimana bisa memberi contoh atau menyerukan perbaikan moral kepada warganya.
“Kalau pemimpinnya pezina, bagaimana ia nanti bisa melarang perzinaan,” jelas Arwani.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengajukan dua usulan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dua usulan tersebut adalah calon kepala daerah harus memiliki pengalaman di partai politik atau organisasi kemasyarakatan dan tidak cacat moral, seperti tidak pernah berzina, tidak pernah menjadi pemakai narkoba, dan berjudi.
Namun, usulan tersebut ditentang oleh sebagian kalangan dengan alasan biar masyarakat sendiri yang menentukan calon pemimpinnya yang dianggap layak. [ant/hidayatullah.com]