Hidayatullah.conm–Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menetapkan awal Ramadhan 1431 H/2010 M, setelah melakukan ru’yat al-hilal (melihat bulan) pada Selasa (10/8) mendatang.
Hal itu dikemukakan Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri, di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (2/8). Karena itu, tutur dia, meski NU telah memprediksi awal puasa Ramadhan 1431 H/2010 M dalam hisab beberapa tahun sebelumnya, tapi tidak dalam posisi menentukan.
Menurut dia, rukyah adalah sebagai penentu, dan hisab sebagai pendukung rukyah untuk memperoleh hasil yang akurat, berkualitas, dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Berdasarkan sunah Rasul, maka NU akan menyelenggarakan rukyat al-hilal bi al-fi’liy atau observasi hilal di lapangan untuk menentukan awal Ramadhan 1431 H pada hari Selasa (10/8), di sembilan puluh titik lokasi rukyah yang strategis di seluruh Indonesia, di bawah koordinasi Lajnah Falakiyah PBNU,” katanya.
Rukyah akan dilaksanakan oleh 120 perukyah bersertifikat nasional, di samping para alim ulama ahli rukyah, ahli hisab, nahdliyyin, dan pesantren setempat, serta bekerja sama dengan instansi terkait.
Dalam hal ini, LF PBNU akan menerjunkan sebagian anggota pengurus untuk memantau langsung pelaksanaan rukyah di lapangan. Hisab digunakan untuk memandu dan memudahkan pelaksanaan rukyah sekaligus sebagai kontrol terhadap tingkat akurasi rukyah. Sebaliknya, rukyah merupakan instrumen koreksi hisab.
Hasil penyelenggaraan rukyat al-hilal bi al-fi’liy akan dilaporkan kepada PBNU dan Kementerian Agama dengan kriteria-kriteria yang ditentukan, baik secara syar’i, astronomi, maupun secara teknis-administratif.
Dari hasil laporan itu, NU tidak secara serta-merta langsung mengumumkan tentang sikapnya mengenai awal Ramadhan 1431 H, namun melaporkan terlebih dahulu kepada Menteri Agama dalam sidang itsbat (penetapan) pada Selasa malam itu juga. Hal ini dilakukan sebagai wujud partisipasi dan pengakuan NU bahwa hak itsbat itu adalah hak negara yang didelegasikan kepada Menteri Agama.
Prosedur ini didasarkan pada tradisi para sahabat yang melaporkan setiap hasil rukyah kepada Nabi Muhammad SAW, baik selaku Rasul Allah maupun selaku kepala negara pemegang hak itsbat.
Muhammadiyah
Sebelumnya, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur telah menetapkan 1 Ramadhan 1431 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010.
Menurut Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid, penetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah.
Menurut Nadjib, ijtima` akhir Sya`ban terjadi pada Selasa, 10 Agustus, bertepatan dengan 29 Sya`ban 1431 Hijriyah pukul 10.09 WIB.
“Pada saat matahari terbenam hari itu, hilal sudah wujud 2 derajat lebih. Jadi, tanggal 10 Agustus malam sudah mulai tarawih,” ujarnya. [sk/hid/hidayatullah.com]