Hidayatullah.com–Jajaran Wilayatul Hisbah (polisi syariat) Kabupaten Aceh Tengah terkendala masalah dana untuk memantau pelaksanaan syariat Islam, sehingga pelanggaran agama di daerah tersebut terus terjadi.
Kepala Kantor Satuan Polisi Pamongpraja dan Wilayatul Hisbah Aceh Tengah, Syukuruddin, menyatakan, minimnya pendanaan di kantornya yang dialokasikan Pemkab membuatnya tak mampu berbuat banyak.
“Berbeda dengan tahun lalu, kita diberi dana untuk melakukan razia terpadu yang melibatkan unsur TNI/Polri, Mahkamah Syar’iyah, dan bagian hukum Pemkab. Tahun ini dana tersebut sudah tidak lagi dikucurkan,” katanya, tadi malam.
Meskipun demikian, WH tetap melaksanakan berbagai razia, seperti razia warung yang buka di siang hari maupun razia khalwat, selepas shalat subuh di bulan Ramadhan.
Syukuruddin mengatakan banyak mendengar laporan warga tentang berbagai pelanggaran syariat Islam kepadanya, namun masih terbatasnya kewenangan WH dan minimnya dukungan dana, maka tidak bisa berbuat banyak.
“Untuk memberantas maksiat, harus melibatkan semua komponen penegak hukum dalam beraksi. Untuk itu semua, perlu dukungan dana,” kata Syukuruddin.
Ia menyatakan, meski syariat Islam sudah lama diberlakukan di Aceh, namun masih banyak melanggar, khususnya khalwat, mesum, khamar (minuman keras), dan judi.
Seperti diungkapkan seorang warga Kampung Mendale, pinggiran Danau Lauttawar Kecamatan Kebayakan, Aman Hanifan (60) setiap hari libur, orang tua merasa malu karena pergaulan pasangan muda-mudi melanggar norma-norma agama.
“Anak-anak remaja antara putra dan putri, tanpa malu berpegangan tangan di kendaraan mereka,” katanya.
Sementara untuk ajang judi, seperti sabung ayam dan minuman keras, dengan mudah bisa dilihat di belakang Lembaga Pemasyarakatan, Kampung Kemili, Takengon.
“Judi dan miras bebas dilakukan di daerah ini dan sudah berlangsung lama karena diduga ada backingnya. Kawasan ini disebut orang ‘gedung putih’,” kata warga Kemili.
Menurut beberapa wartawan di Takengon, arena judi nomor (togel dan KIM) dengan mudah bisa ditemui di seputaran kawasan Jalan Lintang Takengon.
Menurut beberapa warga Jalan Lintang, lokasi judi di sana sudah menjadi rahasia umum, namun belum ada tindakan apapun karena diduga mendapat backing aparat. [was/hidayatullah.com]