Hidayatullah.com–Kecewa dengan pemberitaan harian Republika tentang film berjudul ‘?’ yang dibuat oleh Hanung Bramantyo dengan memberi ruang wawancara –yang dianggap berlebihan dan memberi kesempatan Hanung mempromosikan pemikiran liberalnya, Front Pembela Islam mendatangi kantor harian tersebut.
“Republika tidak membuat berita yang signifikan, karena Republika memuat wawancara dengan Hanung Bramantyo. Sedangkan aspirasi FPI mengenai penolakan film ini tidak pernah diberitakan,” kata Jafar di kantor Republika di Jl Warung Buncit Raya, Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat sore (15/4).
Jelasnya lagi, FPI pernah menyampaikan kalau dalam film ‘?’ itu ada adegan gereja dibom, pendeta ditusuk, dan restoran Cina diserang, yang itu mencerminkan umat Islam anarkis. “Tapi itu semua tidak pernah dimuat,” kata Jafar yang merupakan perwakilan DPP FPI.
Dalam pernyataannya FPI mengharamkan film tersebut untuk ditonton, bahkan menuntut pemerintah melarang peredaran film “?” dan meminta Erik Thohir selaku pemilik Mahaka Picture dan Mahaka Media untuk menarik film tersebut. Jika tidak, kata Jafar, FPI akan memboikot seluruh produk media dari Mahaka media.
Ja’far menjelaskan pula, FPI siap mensweeping film tersebut jika film tersebut masih beredar luas di masyarakat.
“Seperti dalam pernyataan pers kami, kami berkomitmen untuk mensweeping, jika masih beredar,” ujar Ja’far.
Pihak Republika menemui perwakilan dari FPI selama sekitar 45 menit. Koordinator dari FPI yang menyambangi Republika, Ustad Jafar Sodiq, mengatakan, Republika tidak membuat berita yang berimbang. Dia menilai harian ini hanya memberitakan dari sisi sutradara film Hanung Bramantyo.
FPI juga, memberi waktu pihak Harian Republika untuk memuat sikap FPI dalam hariannya atau memberikan ruang kepada Adian Husaini untuk membantah pemikiran di dalam film “?” tersebut
“Jika Republika ingkar janji, FPI akan memberikan sikap tegas kepada Republika,” tegas Ja’far yang disambut takbir oleh puluhan anggota FPI.*