Hidayatullah.com — Lembaga Keuangan Syariah Baitul Qiradh Baiturrahman (BQ Baiturrahman) membukukan laba bersih tahun 2010 Rp 80 juta. Laba ini meningkat Rp 10 juta dari laba tahun lalu Rp 70 juta.
Laba bersih ini disahkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Aula Dinas Syariat Islam Aceh, Sabtu, (30/4), yang dihadiri 32 anggota dan utusan BAZNAS Jakarta sebagai pemilik modal mayoritas.
Menurut Ketua Pengurus BQ Baiturrahman, Ir HM Zardan Araby MBA, BQ ini didirikan atas inisiatif Pengurus Orwil ICMI Aceh, Pengurus Masjid Raya Baiturrahman dan beberapa pengusaha di Banda Aceh, 8 Juli 1995, dengan modal awal Rp 16 juta.
Sebelumnya, gempa dan tsunami 2004 membuat BQ ini tenggalam dan hancur. Hanya tersisa dana Rp 40 juta. Selanjutnya beroperasi kembali pada 2005 dengan fasilitasi BAZNAS dengan tambahan modal Rp 555 juta.
Menurut Zardan, saat ini BQ Baiturrahman dengan tiga kantor operasional di Komplek Masjid Raya Baiturrahman, Gampong Sukadamai dan Ulee Kareng, membukukan asset Rp 10,9 milyar. Total penabung 3.77 orang dengan jumlah dana Rp 4,5 milyar dan jumlah pembiayaan 423 orang Rp 4,9 milyar.
“Alhamdulillah, sejak tahun lalu kita miliki kantor operasional baru atas dukungan BNI Syariah,” katanya.
Forum RAT juga menyepakati program peningkatan penggalangan dan penyaluran dana oleh BQ Baiturrahman sebagai upaya pemberdayaan ekonomi umat. Mengajukan tambahan pinjaman pada Bank Muamalat, BNI Syariah dan Lembaga
Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementrian Koperasi. Menurut Zardan, pihaknya akan melakukan pembaharuan MoU dengan BAZNAS Jakarta, sehingga kemitraan yang dibangun lebih adil dan saling menguntungkan.
50 lebih BQ beroperasi dengan baik di Aceh saat ini. Mereka terhimpun dalam dalam jaringan Pinbuk, Asosiasi LKM dan Induk Koperasi Syariah (Ikopsyah). Pada umunya berbadan hukum koperasi syariah, karena belum ada Qanun Aceh (Perda) yang mengatur keberadan lembaga keuangan mikro syariah ini. Di luar Aceh BQ dikenal dengan nama lain Baitul Mal Wattamwil (BMT).*/Sayed M. Husen, Aceh