Hidayatullah.com–Hidup di dunia hanya sementara, yang kekal hanyalah hidup di akhirat. Begitu motivasi Ustad Syarif Baraja saat menjadi pembicara ‘Membuka Pintu Surga di Bulan Ramadhan’ kemarin di masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.
Bagi orang-orang beriman, mungkin kata tersebut adalah sebuah ibroh bagi yang akan menikmati iman, sekaligus motivasi.
Di lain sisi, sungguh disayangkan jika masih ada manusia yang tidak ingin mengambil ibroh/pelajaran dari kehidupan di dunia ini. Sebagai contoh, kita hanya mengenal syahadat/tauhid dengan ucapan, tetapi kenyatan jiwa kita tidak menikmati. Syahadat pun sering kita nilai hanya cukup disaksikan oleh orang lain saja. Jelas itu keliru. Padahal, di hari kiamat kelak syahadat tidak lagi dibutuhkan. Sebaliknya, yang dibutuhkan ialah hasil dari implementasi ke-hidupan lalu.
“Kalimat tauhid tidak berguna bagi kita di hari kiamat. Dan syahadat bukan hanya disaksikan di depan orang lain,” ucap
Beliau pun mengatakan, sesungguhnya tauhid atau syahadat adalah satu. Yang demikian kan tercipta bahwa hanya ada ‘satu’ (baca: la ilaha illallah).
“Tidak ada toleransi yang menyembah selain اَللّهُ,” tambahnya.
Beliau menyampaikan sebuah hadits shahih mengenai betapa dahsyatnya syahadat: “Siapa yg mati sedangkan dia mengetahui makna laa ilaha illallah, maka dia kan masuk surga (hadits),” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, bulan Ramadhan insya اَللّهُ sebentar lagi tiba waktunya. Sebagai persiapan dan sambutan untuk bulan istimewa itu, kita selayaknya mempersiapkan diri agar bergembira.*