Hidayatullah.com–Sejumlah anggota Kongres asal Amerika Serikat (AS) berkunjung ke Gedung DPR RI, di Jakarta hari Senin (11/08/2014) melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Pramono Anung.
Di dalam pertemuan yang digelar tertutup itu, Pramono menerima rombongan Kongres AS yakni Jim Moran, Kay Granger, Ken Calvert, dan Rodney Frelinghusyen. Mereka adalah gabungan Politisi Partai Republik dan Partai Demokrat AS.
“Mereka melihat bahwa potensi Indonesia sebagai negara demokrasi yang sekarang ini sedang tumbuh berkembang. Dan mereka juga berharap (Indonesia) mengalami pendewasaan sehingga bisa menjadi sebuah negara yang kuat di kawasan Asia,” ujar Pramono.
Di dalam pertemuan itu, Pramono mengatakan pihak AS membuka pintu untuk adanya kerjasama pertahanan lebih baik diantara kedua negara. Tentu harus ada perbaikan hubungan dibanding di masa lalu, dimana AS sempat mengembargo Indonesia untuk suku cadang pesawat tempur akibat suhu hubungan yang tinggi saat itu.
“Mereka mengharapkan dengan demokrasi Indonesia yang tumbuh dengan baik, mudah-mudahan bisa menjadi partner yang kompatibel dengan mereka. Karena kita adalah negara demokrasi ketiga, mereka negara demokrasi nomor dua,” ujarnya.
Terkait Pilpres 2014 yang saat ini masih berperkara di MK, Kongres AS mengharapkan apapun hasil keputusan MK, maka akan dianggap sebagai keputusan terbaik.
“Mereka juga berharap dengan pemerintahan baru, kerjasama yang selama ini yang sudah baik terutama di bidang pendidikan, perdagangan, pertahanan, dan juga budaya, itu bisa, “ ujarnya dikutip beritasatu.com.
Pramono Anung juga mengaku AS juga memantau situasi terkini yang terjadi di tanah air.
“Mereka (AS) memantau pilpres, tapi tak akan mencampuri urusan Indonesia. Mereka minta hubungan dengan pemerintahan yang baru nanti bisa lebih ditingkatkan, karena hubungan Indonesia dan AS terbilang unik, jaraknya jauh tapi punya pengaruh,” kata Pramono dikutip Antara.
Pramono menegaskan, pertemuan dengan Kongres AS itu tidak membicarakan masalah kabinet yang akan dilakukan oleh Jokowi-JK,
“Tidak ada pembicaraan soal kabinet, tidak ada intervensi,” ungkap Pramono.*