Hidayatullah.com–Masalah atau problematika adalah bagian dari kesempurnaan hidup manusia. Sebab mustahil manusia hidup tanpa ada permasalahan yang menyertainya.
Namun terkadang manusia menjadikan masalah sebagai beban penderitaan hidup yang tidak sedikit menyelesaikannya dengan jalan pintas yang jauh dari tuntunan Sang Pencipta. Padahal Sang Pencipta (Allah) telah menurunkan cara dan rumus menyelesaikan ragam masalah melalui petunjuk-Nya yakni Al-Quran.
Demikian penggalan nasehat pendiri dan Rektor Islamic Online University (IOU), Dr Bilal Philips di hadapan ribuan jamaah yang memadati Masjid Al Lathiif Kota Bandung, Selasa (15/09/2015) malam.
Menurut Bilal masalah bagi orang beriman adalah ujian atau cobaan sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba yang dicintai-Nya untuk meningkatkan derajat yang lebih mulia.Ia mencontohkan perjalanan para kekasih Allah yakni para nabi dan rasul yang tak pernah sepi dari ujian hidup.
Al-Quran, sambung Bilal,telah menginformasikan keimanan yang sempurna akan senantiasa mengalami ujian dari Allah sebagai bukti bahwa keimanan dan ketakwaannya tidak runtuh oleh cobaan hidup.
“Namun masalah bagi orang kafir adalah bentuk azab Allah atas kedurhakaannya. Itu baru di dunia belum lagi nanti di akherat,”ujarnya dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan.
Sementara itu untuk mengatasi segala problem atau masalah hidup baik yang dialami pribadi,keluarga,masyarakat,Negara hingga dunia secara umum adalah dengan cara Allah. Cara Allah yang dimaksud Bilal adalah apa yang telah Allah turunkan petunjuknya melalui Al-Quran yakni sebagai petunjuk bagi sekalian manusia (hudan linnas). Ia menjelaskan Al-Quran secara umum khususnya surat Al Ikhlas secara gambling telah memberikan petunjuknya mengenai cara menyelesaikan masalah yakni bergantung dan yakin kepada Allah semata.
“Dalam surat Al-Ikhlas Allah telah tegaskan Allahushshamad (Allah tempat meminta segala sesuatu). Jangan minta kepada selain Allah yang jelas lemah segalanya. Kalau masalah tidak selesai maka Al Ikhlas nya belum yakin,masih percaya kepada selain Allah,”tegas Bilal dihadapan jamaah yang mayoritas anak muda ini.
Ia kembali menegaskan segala bermasalah yang dimulai dari diri sendiri,keluarga,bangsa hingga dunia hanya mampu diselesaikan dengan cara Allah semata. Ia memberi contoh munculnya krisis ekonomi global,krisis moral hingga krisis kemanusia disebabkan manusia jauh dari Allah. Sementara cara mengatasinya masih mengandalkan logika manusia bukan dengan Al-Quran yang sudah jelas merupakan petunjuk dari Allah langsung.Menurutnya Surat Al Ikhlas selain landasan aqidah (ketauhidan) juga sebagai lansan solusi mengatasi masalah.
Untuk itu ia mengajak kepada hadirin khususnya dan ummat Islam dimana pun berada untuk kembali kepada Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk hidup yang sempurna.Bilal yang mengawali ceramahnya dengan menceritakan perjalanannya menemukan Islam tersebut diakhiri dengan ajakan untuk senantiasa menebar rahmat bagi sekalian alam. Menurut Bilal kewajiban berdakwah adalah setiap muslim maka semua harus menjadi dai dalam kapasitasnya masing-masing dan harus mendahwakkan Islam kepada semua orang.
“Jangan malu menyampaikan kebenaran. Dulu saya sempat marah kepada saudara angkat saya yang tidak mau menceritakan Islam kepada saya.Kalau dia mendakwahi saya sejak awal tentu saya tidak perlu mencari Islam kemana-mana. Dia jawab katanya malu. Saya katakan jangan malu dalam kebenaran Islam karena akan menjeremuskan orang lain dan kaun nanti akan dituntut orang itu dihadapan Allah karena tidak mendakwahi Islam,”kenangnya.
Untuk itu ia mengajak agar kebenaran Islam tidak ditutupi dengan perasaan malu atau takut akan dilecehkan manusia. Menjelang tengah malam acara diakhiri dengan dialog singkat dan tanya jawab.*/Abu Luthfi Satrio