Hidayatullah.com–Sebelum pemerintah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sudah membentuk Tim Penanggulangan Terorisme (TPT). Salah satu tujuannya adalah untuk meluruskan pemahaman salah yang dilakukan oleh pelaku.
Demikian diungkapkan Ketua Umum MUI Pusat,Dr.KH.Ma’ruf Amin,di Bandung, Kamis (17/3/2016) usai pengukuhan Pengurus MUI Jabar yang baru. Ia menjelakan ,saat itu dirinyalah yang ditunjuk sebagai Ketua TPT tersebut.
“Saya malah sempat dijuluki “Kiai teroris” segala atas usaha kita untuk mencegah dan meredam tindakan terorisme,”ungkapnya.
Ma’ruf menambahkan dalam kiprahnya TPT juga kerap kali memberi masukan kepada pemerintah baik diminta maupun tidak dalam menanggulangi dan mencegah tindakan terorisme di Indonesia. Ia juga mengaku untuk tahun ini pihaknya akan mencoba menghidupkan kembali keradaan TPT tersebut sebagai mitra pemerintah.
“Menanggapi ungkapan Ketua Umum MUI Jabar tadi tentang masalah yang dihadapi bangsa ini salah satunya tindakan terorisme maka keberadaan dan peran TPT perlu digiatkan lagi,”ujarnya.
Menurutnya, MUI sebagai mitra pemerintah maka nantinya TPT juga bisa menjadi mitra BNPT dalam mencegah tindakan terorisme dan merehabilitasi serta melakukan pembinaan napi yang telah divonis terlibat dalam kegiatan terorisme. Sementara menanggapi tindakan Densus 88 dalam menangani para terduga terorisme yang banyak disesalkan berbagai kalangan, Kiai Ma’ruf mengaku pihaknya juga telah mengingatkan agar menjunjung tinggi hukum dan azas praduga tak bersalah.
“Kita sudah ingatkan itu agar dalam bertindak mereka tetap pada koridor hukum meski yang ditangkap terindikasikan tindakan terorisme,itu kan baru indikasi. Sebaiknya dalam menangani masalah ini jangan melakukan kekerasan hasilnya malah kontra produktif. Terorisme adalah musuh bersama dan semua agama juga tidak setuju,namun kekerasan jangan dilawan dengan kekerasan lagi nanti malah bertambah keras,”pungkasnya.*