Hidayatullah.com– Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah diharapkan terus diistiqamahkan oleh umat Islam. Ada beberapa tujuan penting dari gerakan yang mulai digelar serentak di berbagai daerah se-Indonesia, kemarin.
“Yang pertama, tentu untuk terus menjaga spirit 212. Bahwa semangat 212 ini tidak hanya sebatas artificial, unjuk rasa, banyak-banyakan orang. Substansi sosial Islam itu diukur dari jamaah subuh,” jelas Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN).
UBN: “Revolusi Mental” Jokowi Kita Lanjutkan dengan Shalat Shubuh Berjamaah
Yang dimaksud adalah spirit dari Aksi Bela Islam III atau Aksi Super Damai 212 pada Jumat (02/12/2016) lalu.
“Di dalam Islam, kalau Anda mau lihat siapa orang terbaik di kalangan Muslim ini, lihatlah jamaah shubuhnya,” paparnya dalam konferensi pers di Masjid Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/12/2016) kemarin, lansir Islamic News Agency (INA).
Gapai Ridha Allah
Selain itu, jelas UBN, Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah juga sebagai upaya untuk meraih ridha Allah Subhanahu Wata’ala, atas perjuangan yang saat ini tengah dijalani umat Islam di Indonesia.
Uniknya Para Pemuda Kampung Inggris Ajak Warga Shalat Shubuh Berjamaah
“Untuk mencapai suatu tujuan yang baik dan diridhai Allah Subhanahu Wata’ala, mulainya dari shalat. Dengan membiasakan shalat shubuh maka umat akan terbebas dari kemunafikan,” tuturnya.
Kemudian, lanjut UBN, tujuan dari Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah adalah untuk mendapatkan keberkahan dari doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dukung Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah, Ketum MUI: Itu Bagus Sekali
“Beliau berdoa, ‘Ya Allah berkahilah umatku di awal paginya!’. Sehingga para Sahabat Nabi dan orang-orang shaleh biasanya bergerak itu dimulai dari shubuh,” pungkasnya.* Ally Muhammad Abduh/INA