Hidayatullah.com– Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang sebelumnya GNPF MUI mengumumkan pergantian susunan pengurus. Jika dulu, GNPF MUI dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), sekarang telah berganti.
GNPF Ulama kini dipimpin oleh Yusuf Muhammad Marta sedang Sekjennya Muhammad Al-Khaththath, yang juga Sekjen FUI.
Senin (12/03/2018), GNPF Ulama menggelar konferensi pers terkait hal tersebut. Dalam konpers tersebut, hadir antara lain Ustadz Shabri Lubis (FPI), Slamet Ma’arif (FPI), Munarman (FPI), Muhammad Al-Khaththath (FUI), ulama Betawi KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’i, dan pengacara Eggi Sudjana.
Baca: Ketua GNPF: Jangan Putus Asa untuk Bersatu dan Mempersatukan
Shabri membantah jika kepengurusan GNPF Ulama saat ini didominasi oleh FPI. Menurutnya, kalaupun ada pengurus FPI yang masuk dalam kepengurusan GNPF Ulama saat ini, kata dia hanya satu dua.
“(Di) kepengurusan enggak (ada dominasi FPI),” ujar Shabri ditemui hidayatullah.com seusai konpers tersebut di Restoran Larazeta, Tebet, Jakarta Selatan, Senin siang.
Kalaupun ada dari DPP FPI maupun FPI DKI Jakarta yang tergabung dalam kepengurusan GNPF Ulama, kata Shabri, “ini supaya lebih mempermudah, mempercepat koordinasi. Bukan dominan, tidak.”
Ia mengatakan, kepengurusan GNPF Ulama saat ini didominasi dari selain FPI.
Saat ditanya terkait posisi Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) di kepengurusan GNPF Ulama yang baru mengapa tidak di posisi strategis, dia menjawab, UBN tidak dipertahankan sebagai Ketua GNPF dan diposisikan sebagai Pembina GNPF namun tetap bisa berbicara kepada umat.
“Apa harus ketua? Apa harus jadi ketua baru bisa berbicara (kepada umat)?” jawab Shabri ditemui hidayatullah.com di mushalla Restoran Larazeta sebelum shalat ashar.
Ia mengatakan, selama ini pun dakwah UBN jalan terus. Soal mengapa UBN tidak menghadiri acara konferensi pers GNPF Ulama tersebut, Shabri mengatakan bahwa UBN sedang di luar kota. “Di Bangka,” sebutnya.
“Beliau (UBN), kan, dakwah jalan terus,” ujar Shabri.
Ia beralasan, terkait tidak dipertahankannya lagi UBN sebagai Ketua GNPF dan terjadinya perombakan kepengurusan tersebut, Shabri menganggap bahwa hal tersebut untuk lebih memudahkan kerja GNPF. Dimana menurutnya gerakan GNPF saat ini terlalu luas.
“Terlalu banyak kegiatan yang harus dijalani GNFP,” aku Shabri.
Selain itu Shabri beralasan, perombakan kepengurusan tersebut hanyalah urusan organisasi.
Ia mengatakan, sistem kepengurusan kemarin terlalu kecil sehingga perlu diperluas. Guna mempercepat informasi, koordinasi, dan konsolidasi. Dimana hal tersebut kata Shabri berdasarkan masukan dari berbagai pihak.*
Baca: Aksi 212 dan 5 Fenomena Lahirnya Generasi Baru Islam Indonesia