Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menakut-nakuti masyarakat internasional dengan ancaman tarif impor. Kali ini dia mengancam akan memberlakukan tarif impor selangit atas mobil-mobil Eropa, jika Uni Eropa tidak menurunkan rintangan perdagangannya atas produk-produk AS.
Lewat Twitter hari Ahad (11/3/2018), Trump mengatakan bahwa Uni Eropa keberatan dengan tarif impor baru yang ditetapkannya atas baja dan aluminium, sementara mereka menerapkan rintangan perdagangan “mengerikan” atas produk-produk Amerika Serikat.
“Kami akan memajak Mercedes-Benz, kami akan memajak BMW,” ancam Trump.
Pajak impor semacam itu akan menjadi masalah khususnya bagi Jerman, kata seorang pakar perdagangan luar negeri hari Ahad seperti dilansir Deutsche Welle.
“Tarif atas mobil akan memberikan konsekuensi berbeda bagi Jerman dibanding tarif atas baja,” kata Gabriel Felbermayr seperti dikutip koran edisi Minggu Frankfurter Allgemeine Zeitung.
Menurutnya, industri mobil sangat berkaitan erat dengan perekonomian negara Jerman, di mana Amerika Serikat menjadi pengimpor utamanya. Pabrikan-pabrikan kendaraan Jerman menjual ribuan mobil setiap tahun di Amerika Serikat, yang kebanyakan dibuat oleh pabrik di AS.
“Kebijakan-kebijakan Trump menempatakan tata perekonomian bebas global dalam bahaya,” kata Menteri Perekonomian Jerman Brigitte Zypries kepada Reuters dalam pernyataan yang dikirim lewat email.
“Dia tidak mau memahami arsitekturnya, yang didasarkan pada sistem perdagangan terbuka. Siapa saja yang mempermasalahkannya berarti membahayakan kemakmuran, pertumbuhan dan ketenagakerjaan,” imbuhnya.
Negosiasi antara Komisioner Perdagangan Eropa Cecilia Malmstrom dan US Trade Representative Robert Lighthizer akan dilanjutkan pekan ini, setelah pembicaraan pertama gagal.
Brussels sudah mengumumkan daftar produk AS yang akan dikenai tindakan balasan –termasuk jeruk, tembakau, selai kacang dan bourbon– jika AS menerapkan tarif impor atas Uni Eropa. Seperti dikatakan Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Eropa bisa membalas “kebodohan dengan kebodohan.”*