Hidayatullah.com– Ajal tak bisa dihindari. Kemanapun seseorang berlari, kematian pasti menghampiri. Begitulah hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa ini.
Seorang wanita, Uyet (21 tahun), bersama suami dan seorang anaknya, pada pagi hari, Senin (31/12/2018) bersiap-siap meninggalkan rumahnya di Desa Citarik, Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Mereka pun berangkat menuju rumah orangtuanya di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Alasan kepergian itu karena di sekitar rumahnya di Pelabuhan Ratu, beredar informasi akan datang gelombang tsunami yang akan melanda pesisir Pelabuhan Ratu.
Namun siapa sangka, justru di Garehong lah, yang posisinya berada di pegunungan, menjadi tempat Uyet menemui ajalnya.
Senin sore itu, saat detik-detik terjadinya longsor, Uyet sekeluarga baru mau makan malam di sore hari bersama suami dan 1 orang anaknya. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang rupanya adalah longsoran tanah.
Kejadian ini disampaikan oleh Udan (33 tahun), warga dusun yang sama, berdasarkan cerita dari keluarga Uyet yang selamat. Udan selamat dari musibah itu.
Warga Dusun Cimapag pada waktu maghrib itu, dibuat kaget dengan sahut-sahutan suara orang yang berteriak minta tolong sambil histeris. Berbondong-bondong warga berlarian, berlomba satu dan lainnya, menjauhi lokasi bencana, menuju ke wilayah RT 03.
Salah seorang warga yang tak menyangka berada di situasi itu adalah Udan, warga di RT 03. Rupanya dalam sekejap, bangunan rumah dan sawah di RT 05 yang terdampak longsor itu sudah tak nampak.
“Menurut kesaksian warga (lain) bahwa (saat) kejadian tanah longsor tidak terdengar suara sebagaimana biasanya,” koresponden hidayatullah.com M Rizky KS melaporkan dari lokasi kejadian, semalam, Selasa (01/01/2019).
Kejadian longsor sore itu bergerak terlihat bergelombang, melewati dan menutup sungai di situ dengan kedalaman 20 sampai 30 meter, demikian kesaksian dari warga yang selamat dari musibah.
“Subhanallah saat ini sungai tersebut rata dengan perkebunan warga,” lapornya.
Baca: Longsor Timbun 34 Rumah Adat di Sukabumi, 4 Orang Meninggal
Sebelumnya, bencana longsor kembali terjadi dan menimbulkan korban jiwa. Di saat sebagian besar penduduk bersuka cita menyambut tahun baru 2019, bencana longsor justru terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
Hujan deras yang mengguyur sekitar Desa Sirnaresmi menyebabkan aliran permukaan di areal hutan dan persawahan. Jenuhnya air menyebabkan longsor perbukitan dan materialnya meluncur menuruni lereng, kemudian menimbun sekitar 34 rumah kampung adat bagian bawahnya, yaitu di Kampung Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (31/12/2018) pukul 17.00 WIB.
Data BNPB hingga kemarin, jumlah korban meninggal dunia mencapai 9 orang dan diperkirakan terus bertambah. Hingga Rabu (02/01/2019) ini tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban yang tertimbun longsoran.
“Bismillah… Semoga (pencarian) hari ini berjalan lancar, masih 24 korban yang belum ditemukan,” ujar Irwan dari SAR Hidayatullah di lokasi, pagi tadi, sekitar pukul 08.04 WIB sebelum memulai pencarian.
Tampak relawan berjibaku dari berbagai elemen, TNI, Polri, termasuk FPI dan lain sebagainya.*