Hidayatullah.com– Telepon seluler (handphone) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, diretas dari China dan Amerika Serikat (AS) beberapa waktu saat dimulainya quick count (hitung cepat) oleh sejumlah lembaga survei.
Orang dekat Prabowo, Fadli Zon, mengungkapkan hal itu terjadi kemarin, Rabu (17/04/2019) saat ia sedang menjadi narasumber siaran langsung di salah satu TV swasta nasional.
Sementara itu,
“HP sy diretas n diserang telpon robot dari no telp Hainan, China. Belum bisa digunakan utk WA maupun telpon. Ini terjadi ketika live td di @tvOneNews,” demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dalam akun Twitter @fadlizon.
Sementara itu, Direktur Relawan Nasional BPN Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya juga mendapatkan serangan panggilan bertubi-tubi ke nomor ponselnya, saat Mustofa mengetahui ketidakberesan pada proses penghitungan quick count.
Alat komunikasi tim BPN diserang dengan panggilan setiap menit dari dan Amerika Serikat.
“Setiap orang sekitar 50-an (kali serangan), namun berbeda nomor,” ujar Mustofa kepada hidayatullah.com, Kamis (18/04/2019) pagi.
Ia mengungkap, serangan tersebut terjadi kemarin dari sore sampai malam, tepatnya sejak sejumlah lembaga survei mulai mempublikasikan hasil hitung cepat sementara di berbagai stasiun televisi.
“(Serangan panggilan telepon) sejak pukul 15.00 sampai dengan pukul 20.00 WIB,” ujar Mustofa.
Ada berapa banyak nomor yang memanggil ke tim BPN?
“Wah, gak kehitung. Pemanggilnya banyak sekali,” jawabnya.
Dalam gambar dan tangkapan layar daftar serangan berupa panggilan telepon tersebut yang dikirimkannya kepada hidayatullah.com, sejumlah nomor berkode asing dengan keterangan nama sejumlah negara. Terlihat pula catatan waktu pemanggilan yang berdekatan.
Misalnya, panggilan dari nomor +19722013975 dengan keterangan negara Texas, yang memanggil pada pukul 15.26.
Lalu nomor lainnya dari Nebraska pada pukul 15.31 dan nomor dari Georgia pada jam yang sama.
Kemudian, panggilan dari nomor +12058720362 dengan keterangan negara Alabama, yang memanggil pada pukul 15.32, dan banyak lagi.
“Perhatikan, handphone saya ini mengalami kondisi yang seperti ini, mendapatkan serangan yang bertubi-tubi dari nomor-nomor yang berasal dari kawasan Amerika Serikat. Ini terjadi sejak quick count dimulai sekitar pukul 3 (sore) lebih, sampai sekarang, sampai 2,5 jam, ternyata masih mendapatkan (serangan) telepon seperti ini,” ujar Mustofa kemarin seraya memperlihatkan serangan panggilan tersebut yang sedang berlangsung, dalam sejumlah video yang viral di media sosial.
“Tidak hanya saya (yang dapat serangan), tetapi semua teman-teman yang bergerak di lingkaran Pak Prabowo-Sandi yang memegang perangkat IT, maupun media sosial…,” ujarnya.
“Sudah saya pindahkan ke gadget yang non-internet, tetap dipanggil. Bahkan, kalau kita matikan koneksi untuk (pakai) flight mode, tetap bisa tembus ke handphone ini. Yang bisa menembus panggilan seperti ini tentu kelompok atau pihak-pihak yang memiliki kekuasaan, yang memiliki alat.”
“Ini dari Amerika semuanya. Tapi saya tidak bisa menjamin bahwa ini panggilan direct, bisa jadi never waiting yang dilakukan selama quick count berlangsung.”
Mustofa menilai ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi dan ada kelompok yang sedang bermain. “Percayalah, bahwa ini ada pihak-pihak tertentu yang sedang memainkan IT.”
“Terbukti, semua tadi saya hubungi. Semuanya yang berkutat dalam IT Prabowo-Sandi, diserang dengan telepon dari Amerika Serikat. Dari berbagai negara bagian. Ini luar biasa,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, “Panggilan-panggilan ini sengaja dilakukan untuk membuat gadget kami ini tidak bisa digunakan,” jelasnya di rumah Prabowo, Kertanegera, Jakarta.
Sebelumnya, Fadli lewat Twitternya, mengungkapkan peretasan tersebut.
“HP sy diretas n diserang telpon robot dari no telp Hainan, China. Belum bisa digunakan utk WA maupun telpon. Ini terjadi ketika live td di @tvOneNews,” ujar Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon ini lewat Twitter @fadlizon.
Ia mengatakan, selain diretas juga diserang telepon robot dari nomor telepon Hainan, China. “Ini contoh serangan telpon dr China thd hp sy dan hampir semua hp anggota BPN,” ungkap Fadli.*