Hidayatullah.com– Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Anwar Abbas, menyampaikan wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad adalah iqra’ (bacalah), sebagai refleksi hari buku sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April.
Wahyu ini, kata Anwar, artinya menyuruh umat untuk membaca dan melakukan istiqra’ yakni riset, agar dapat mengetahui dan menemukan kebenaran.
“Karena dengan tahunya kita akan kebenaran-kebenaran yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam alam dan dalam kehidupan kita, maka hidup kita akan mudah dan akan lebih bermakna,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Jakarta.
Sebaliknya, kata Anwar menambahkan, bila kehidupan ini diarungi tanpa berpijak dan berpedoman kepada kebenaran, maka hidup tentu pasti akan susah dan celaka.
Karenanya, Anwar menyeru umat harus berusaha mencari, mendapatkan, dan menemukan kebenaran-kebenaran tersebut yang sebagian besar telah ditulis dan dihimpun dalam bentuk berupa buku.
“Untuk itulah mungkin ada orang arif yang menyatakan bahwa buku itu adalah jendela dunia. Karena melalui bukulah kita akan dapat melihat dan memahami alam serta mengambil manfaat untuk kepentingan kita pribadi dan kepentingan bersama, sehingga masyarakat dan bangsa kita bisa menjadi lebih maju,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengingatkan, ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah perintah membaca. Ia menyayangkan, budaya membaca dan menulis di kalangan umat masih rendah.
“Tingkat literasi di kalangan umat perlu ditingkatkan,” kata dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini kepada hidayatullah.com pada Selasa (23/04/2019).
Menurutnya, hari buku jadi momentum untuk mencerdaskan umat dan bangsa. Hal ini, kata dia, bisa dilakukan dengan tiga langkah.
Pertama, meningkatkan minat baca di masyarakat, khususnya generasi muda.
Lalu menyediakan buku dalam berbagai media, “Tidak hanya paper book tapi juga elektronik,” katanya.
Dan yang ketiga, meningkatkan jenis-jenis bacaan yang menarik khususnya buku-buku agama dan anak-anak.* Andi