Hidayatullah.com– Satu orang tewas di saat sejumlah warga tertembak ketika terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dengan massa di kawasan Tanah Abang, Jakarta, semalam pada aksi 22 Mei.
Informasi dihimpun hidayatullah.com, Rabu (22/05/2019) subuh polisi dan massa terlibat bentrok di Petamburan, Tanah Abang. Wartawan melaporkan ada korban meninggal karena tembakan.
“Satu meninggal karena peluru tajam,” sebut reporter melaporkan sekitar pukul 04.18 WIB.
Pasca bentrokan, warga masih bertahan di jalan-jalan. Sisa-sisa bentrokan masih terlihat termasuk kobaran api dan kepulan asap. Aparat kepolisian pun masih berjaga-jaga.
“Ini di Tanah Abang, semua warga dan para pemuda sudah turun ke jalan. Di sebelah sana ada polisi,” lapornya.
Beredar video detik-detik saat terjadinya bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian.
“Ini situasi Petamburan saat ini, mohon doanya dari saudara-saudara teman-teman yang ada di daerah. Petamburan chaos sama Brimob. Kita dihajar habis-habisan, pakai peluru tajam,” lapor salah seorang warga tampaknya perekam video tersebut yang diterima hidayatullah.com pukul 05.28 WIB.
Tampak puluhan warga berjibaku melakukan perlawanan ke arah aparat. Terlihat kobaran api di depan mereka. Tiba-tiba seseorang yang sedang berlari langsung terjatuh diduga tertembak. “Eh tolong-tolong, tolong, tolong, tolong. Eh tolong, tolong, tolong,” serunya. Sejumlah warga lainnya mencoba menolong pria yang terjatuh tadi namun masih tak jadi malah berlarian seperti orang ditembaki.
Wartawan juga melaporkan salah seorang warga yang tertembak di lengan kanannya.
“Namanya Sahid 30 tahun, sudah berkeluarga… tertembak di lengan kanan di sekitar Kampung Bali Tanah Abang jam 5.30 WIB. Peluru masih tinggal di dalam. Sekarang sedang diamankan di (sebuah) masjid,” lapornya memberikan keterangan sebuah video.
Dalam video itu tampak seorang pria tergeletak lemas, ia dikerumuni sejumlah orang yang berusaha menolongnya, mencoba mengeluarkan peluru dari lengannya, tampak luka berdarah seukuran peluru di bagian sekitar siku sang korban.
“Tembus enggak?” tanya seseorang. “Iya, tembus!” jawab yang lainnya. “Ya Allah”! “Tajam ini peluru tajam ini” terdengar suara dua orang bersahutan. Sementara seorang lainnya meneteskan antibiotik cair ke luka tersebut.
Dalam video lain yang menyebar, tampak seorang pria yang meninggal diduga korban penembakan sedang dibalut kain kafan kepalanya oleh warga. “Selamat jalan mujahid, surga menantimu.” “Syahid, Bang!” terdengar suara warga lainnya.
Kericuhan pasca aksi damai di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berlanjut. Rabu subuh, (22/05/2019), polisi dan massa aksi terlibat bentrok di Petamburan Jakarta Barat.
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu membenarkan terjadinya kericuhan di Petamburan tersebut. “(Iya) lagi pengamanan, nanti ya nanti,” kata dia saat dikonfirmasi kutip INI-Net.
Baca: Terjadi Kericuhan di Depan Bawaslu Setelah Demo Selesai
Bentrokan tersebut juga mengakibatkan banyak warga mengalami luka-luka.
Diketahui, warga yang tewas setelah tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang sempat dibawa ke rumah sakit Budi Kemuliaan, Jl Abdul Muis, Jakarta Pusat.
Menurut keterangan salah seorang dokter, korban atas nama Farhan meninggal karena luka tembak di leher dan tembus ke belakang.
“Kena tembak peluru, beliau ada di RS Budi Kemuliaan,” ujar Dr Muhammad Baharuddin, salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Budi Kemuliaan di depan Ruang IGD kutip Tirto, Rabu (22/05/2019).
Salah seorang warga, Abdul Bima, mengaku menggotong korban dari ambulans dalam keadaan tidak sadarkan diri. Namun, meski sudah mendapat penanganan dokter, korban tak selamat.
“Satu korban mati, Bang,” ungkap Abdul Bima.
Saat reporter baru datang ke Rumah Sakit, Bima mengajak sang wartawan ke salah satu Ruang IGD bernama Ruang Retusisasi. Terlihat Farhan tergeletak di kasur. Dia tak bergerak. Kepalanya menoleh ke miring ke kiri. Matanya melihat ke langit-langit. Di dadanya masih tertempel beberapa kabel medis. Tubuh Farhan tampak bersih, saat itu tak tampak ada bercak darah.
Pada pukul 04.32 WIB, jenazah Farhan dibawa memakai keranda besi rumah sakit. Dia dipindah ke Ruang Jenazah.
Baca: Dari Emak-emak sampai Purnawirawan Jenderal Ramaikan Aksi Tolak Pemilu Curang
Selama beberapa jam sejak Selasa malam (21/05/2019) hingga Rabu dinihari (22/05/2019), polisi terlibat bentrok dengan massa di kawasan sekitar Tanah Abang.
Semula, pada Selasa malam, polisi membubarkan massa setelah berakhirnya demonstrasi di depan Kantor Bawaslu RI, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Massa kemudian mundur ke arah pasar Tanah Abang. Kemudian, massa menyebar ke sejumlah titik, seperti Jl Wahid Hasyim, pasar Tanah Abang, Jalan Sabang, dan sekitarnya.
Massa dikabarkan membalas aparat dengan lemparan batu, petasan, dan bom molotov. Polisi terus berupaya membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan mengerahkan mobil water cannon.
Pada sekitar pukul 02.30 WIB, polisi juga terlihat menembakkan peluru karet ke arah massa di sekitar Jl Sabang. Hingga pukul 04.30 WIB, Rabu (22/05/2019) pagi, polisi masih berupaya membubarkan massa yang berkumpul di sekitar kawasan Tanah Abang.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengklaim, personel Polri yang mengamankan aksi massa pada 22 Mei 2019 tak akan dibekali dengan senjata api dan peluru tajam.
“Konsep pengamanan Polri untuk tanggal 22 Mei yang akan datang bersama dengan rekan-rekan TNI, paling pokok seluruh aparat keamanan yang melaksanakan pengamanan tidak dibekali senjata api dan peluru tajam,” klaimnya dilansir Antara, pertengahan Mei lalu. Dedi mengklaim personel yang bertugas mengamankan aksi hanya dibekali tameng, meriam air, dan gas air mata.* SKR/Ditto/Tamam