Hidayatullah.com– Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta dengan sangat agar warga masyarakat khususnya di DKI Jakarta supaya tidak mudik atau pulang ke kampung halaman dulu.
Permintaan itu disampaikan Anies dalam upayanya menghentikan penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) dan menekan laju jumlah korban virus asal Wuhan, China itu.
“Sebaiknya jangan mudik dulu. Kalau sayang sama orangtua di kampung halaman, sayang sama orangtua di kampung halaman, jangan pulang dulu untuk periode ini,” pesan Anies dalam dialog bersama presenter Deddy Corbuzier di sebuah studio dalam video yang viral di media sosial pantauan hidayatullah.com pada Sabtu (28/03/2020).
Pesan itu disampaikan Anies karena khawatir kasus Covid-19 menjadi besar juga di daerah luar Jakarta dan sekitarnya. Saat ini diketahui, Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah korban tercatat paling besar.
Data resmi teranyar hingga Sabtu (28/03/2020) pukul 12.00 WIB, di DKI Jakarta terdapat 627 kasus Covid-19.
Jika warga DKI Jakarta yang jumlah penduduknya puluhan juta itu pada pulang ke kampung halaman masing-masing, Anies mengkhawatirkan terjadinya ledakan besar jumlah pengidap Covid-19.
Jika hal itu terjadi, yang juga dikhawatirkan Anies adalah kesiapan daerah-daerah dalam penanganan korban Covid-19, dalam hal ini terkait ketersediaan rumah sakit dan tenaga medis.
Anies memaparkan, kurva kenaikan kasus Covid-19 belum tentu bisa turun, kalau mobilitas manusia tetap berjalan terus.
Dengan mobilitas manusia yang terus berjalan itu, jelas Anies, berarti jumlah yang akan tertular Covid-19 akan terus naik.
“Dan kita sekarang melihatnya trennya begitu, naik terus nih angka,” ujar Anies.
Anies menyebut bahwa Jakarta punya 190 rumah sakit. Sedangkan di luar Jakarta, jumlah rumah sakit tidak sebanyak itu.
“Jadi,” sambung Anies, “Saya terus terang mengkhawatirkan ketika terjadinya (Covid-19) di luar juga. Karena itulah kami menganjurkan kepada penduduk Jakarta, jangan tinggalkan kota ini.”
Lalu, apakah Anies akan melakukan lockdown pada musim mudik yang merupakan tradisi tahunan masyarakat setiap libur Ramadhan-Hari Raya Idul Fitri?
“Sebaiknya jangan mudik dulu,” jawab Anies saat ditanya Deddy.
Karena, tambah Anies, bulan depan, Mei 2020, sudah masuk bulan puasa Ramadhan 1441H/2020M. Anies merasa pada masa mudik itu wabah Covid-19 di Indonesia masih belum selesai. “Masih perlu waktu,” imbuhnya.
Dengan situasi wabah Covid-19 saat ini, Anies mengungkapkan, bangsa ini akan memasuki fase yang disebutnya menantang.
“Apa yang sedang terjadi sekarang adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan ini sudah terbukti di seluruh dunia menghasilkan masalah ekonomi, udah terbukti,” papar Anies. Misalnya, sebut Anies, stok pasar dimana-mana turun.
Baca: Cegah Corona, Anies – FKUB Sepakat Tunda Ibadah Berjamaah Selama 2 Pekan
Anies memandang kasus Covid-19 ini sudah mulai memunculkan dampak keuangan. Setelah dampak keuangan, akan muncul dampak ekonomi. Kalau dampak ekonomi ini tidak terkendali, akan muncul problem sosial.
“Karena itu, penting untuk mengendalikan masalah kesehatan ini, supaya tidak menular menjadi masalah ekonomi. Itu harus dikendalikan cepat,” jelas Anies tampak dengan penegasan.
Anies pun kembali mengingatkan pentingnya membatasi mobilitas manusia. Tujuannya untuk menurunkan kurva kasus Covid-19 di Indonesia pada khususnya di Jakarta dan sekitarnya.
“Karena itulah kenapa kita tutup sekolah,” ujar Anies.
Anies pada kesempatan itu juga mengatakan, kasus-kasus Covid-19 yang telah menimpa negara-negara lain, menjadi sumber pelajar bagi Indonesia khususnya DKI Jakarta, dalam penanganannya.
Anies mengatakan, untuk mencegah Covid-19, perlu sinergi antara pemerintah dengan berbagai kalangan masyarakat.
Baca: Anies Sampaikan Pesan-pesan Kewaspadaan Covid-19 untuk Umat Islam
Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat hingga Sabtu (28/03/2020, total positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.155 kasus, sedangkan 59 orang sembuh, dan 102 meninggal dunia.
“Ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 109 kasus baru. Sekali lagi masih ada penularan di tengah masyarakat,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers di Graha BNPB di Jakarta, Sabtu (28/03/2020).
Pemerintah menyebut, pasien yang sembuh bertambah 13 kasus, sedangkan yang meninggal bertambah 15 kasus. Sebelumnya pada Jumat (27/03/2020), tercatat 1.046 kasus positif Covid-19, 87 orang meninggal dan 46 orang sembuh.
Data itu adalah pembaruan yang dilakukan sejak Jumat (27/03/2020), pukul 12.00 WIB, hingga Sabtu (28/03/2020, pukul 12.00 WIB.
Gugus Tugas merincikan data positif Covid-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh tetap 4 kasus, Bali 9 kasus, Banten 103 kasus, Yogyakarta 22 kasus, DKI Jakarta 627 kasus.
Kemudian, di Jambi 1 kasus, Jawa Barat 119 kasus, Jawa Tengah 55 kasus, Jawa Timur 77 kasus, Kalimantan Barat 3 kasus, Kalimantan Timur 17 kasus, Kalimantan Tengah 7 kasus, dan Kalimantan Selatan 1 kasus.*