Hidayatullah.com– Lembaga survei dalam Global Islamic Economy Report merilis saat ini ada 1,82 miliar Muslim di dunia. Diprediksi, tahun 2025 jumlah Muslim mencapai 2,7 miliar atau 30 persen dari populasi dunia.
Dengan penduduk berjumlah sekitar 256,4 juta jiwa, berarti Indonesia memiliki 13 persen dari bagian komunitas Muslim dunia. Dengan menguasai 13 persen populasi Muslim dunia, Indonesia memiliki potensi untuk membangun ekonomi berbasis halal.
Diajeng Lestari, Founder dan CEO Hijup, menekankan, sudah saatnya Muslimpreneur Indonesia menjadi para pemain industri halal.
Baca: Warisan “Al-Amin” Rasulullah Harus Terus Dihidupkan Pebisnis
Saat ini, Indonesia menempati posisi keenam sebagai pengekspor di dunia, namun untuk soal konsumsi Indonesia justru menempati posisi kelima.
“Kalau kita mau membangun ekonomi umat, kita harus menjadi pemain, bukan hanya jadi penikmatnya saja,” ungkap Diajeng saat menjadi pembicara di acara Halal Talk 1.0 dengan tema “Muslimpreneur Zaman Now” di Sofyan Hotel Soepomo, Jakarta, belum lama ini, sebagaimana rilis Sofyan Hotel diterima hidayatullah.com, Kamis (26/07/2018).
“Market Muslim sangat besar dan brand-brand luar sedang melihat bahwa market ini adalah the next growing market,” ungkap Diajeng.
Menurutnya, saat ini ada kecenderungan brand-brand besar sedang berlomba-lomba membuat brand-brand halal, tak terkecuali di dunia fesyen.
“Sudah saatnya, apalagi Indonesia negara Muslim terbesar di dunia. Kesempatan itu ada besar banget di Indonesia,” serunya kepada para peserta.
Selain Diajeng, beberapa pembicara juga hadir sebagai narasumber. Di antaranya Muhammad Assad CEO Tamasia Global Sharia, Muhammad Senoyodha CEO & Founder Halal Local, Githa Nafeeza CEO & Founder Shabu Hachi, dan Nurul Fitri Fauziyah Marketing Strategic Inisiatif Zakat Indonesia (IZI).
Baca: Perusahaan Malaysia Raup Untung dari Bisnis Sertifikat Halal di Indonesia
Harish Adrian Riyanto selaku Direktur Sofyan Hotel mengungkapkan, Halal Talk merupakan program talkshow yang digagas oleh Sofyan Hotel untuk memberikan edukasi kepada generasi muda mengenai gaya hidup halal yang menyeluruh.
“Konsep halal sebetulnya tidak saja terbatas pada apa yang kita konsumsi, tetapi lebih pada soal gaya hidup,” ungkapnya.*