Hidayatullah.com– Tragedi yang menimpa Suriah sejak 2011 lalu membuat banyak orang di dunia bergetar menyaksikan perang yang berkepanjangan. Tak terkecuali bagi mantan vokalis band metal Purgatory, Madmor alias Abu Taqo.
Ia bercerita, ketika perang di Suriah meletus dirinya merasa sangat marah bahkan membuatnya tidak bisa tidur.
“Siapa yang kuat melihat teman-teman kita dibantai. Saya mencari tahu gimana caranya pergi ke Suriah, whatever orang mau bilang jihad atau apalah, tetapi saya tidak bisa tinggal diam,” ujarnya dalam acara ‘Ngobrol Kemanusiaan Selamatkan Ghouta’ di Kemang, Jakarta, Kamis (08/03/2018).
Baca: ‘Perspektif Iman Paling Efektif Melihat Tragedi Ghouta’
Namun, pria yang sudah hijrah ini mengatakan, tak lama berselang ia jatuh sakit. Ketika itu, Madmor mengaku dijenguk oleh temannya mantan former band Tengkorak, Ombat, dan diberikan beberapa nasihat.
“Dia bilang, ente mau jihad modalnya apa? Jangan-jangan sampai sana dengar suara tembakan langsung lemas tidak bisa apa-apa,” ungkapnya.
“Dari situ saya mikir, untuk berkontribusi langsung butuh persiapan, perlu ilmu,” lanjut Madmor.
Akhirnya, ia mengurungkan niatnya yang menggebu-gebu untuk ke Suriah karena rasa marah dengan cara yang lain. Yakni dengan mendalami ilmu. Dari situ, Madmor membantu Suriah bisa dengan doa, bantu logistik, dan juga mendorong pemerintah.
“Karena pemerintah punya power untuk bisa melakukan tekanan terhadap pemerintah di sana,” imbuhnya.
Saat ini, Madmor mengaku terus berupaya menyampaikan pesan agar lebih banyak umat Islam yang peduli dan sadar dengan kondisi kaum Muslimin yang teraniaya di Suriah.
“Umat Islam satu dengan yang lainnya bagaikan satu tubuh yang kalau satu sakit apa semua ikut merasakan. Perkara ini sudah jelas kita tidak bisa tinggal diam,” pungkasnya.*