Hidayatullah.com– Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang baru, Sunanto, mengaku dirinya tidak akan bermain politik praktis.
Ia mengaku mengikuti khittah organisasi induk yakni Muhammadiyah, yang juga tidak berpolitik praktis.
“Selama ini saya pegiat Pemilu. Aktif di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). Proses panjang ini tidak boleh dirusak oleh kepentingan pribadi,” kata pria yang disapa Cak Nanto ini kepada hidayatullah.com Jakarta pada Kamis (29/11/2018).
Namun begitu, ia membebaskan kader-kader Pemuda Muhammadiyah dalam urusan pilihan politik.
Ke depan, ia mengaku akan mengevaluasi dan meneruskan gagasan pimpinan Pemuda Muhammadiyah sebelumnya.
Selain itu, ia mengaku akan menyebarkan syiar Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta mengembangkan sumber daya yang ada, serta mengawal dan mengontrol kebijakan pemerintah.
“Kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat pasti kita kritisi,” tegasnya. Tapi kalau kebijakannya pro rakyat, ia dukung.
Sunanto terpilih dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Bantul, DIY, kemarin.
Dalam Muktamar ini, juga ditetapkan Sekjen Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah , Dzul Fikar Ahmad dan 12 anggota formatur.
Baca: Cak Nanto dan Fikar Pasangan Baru Pimpin Pemuda Muhammadiyah 2018-2022
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebelumnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, berpesan, Sunanto harus mampu menjaga soliditas organisasi dengan melakukan komunikasi, konsolidasi, dan rekonsiliasi dengan semua pihak.
Ia juga meminta Pemuda Muhammadiyah agar tetap netral, tidak terlibat dalam politik kepartaian dan kekuasaan, melainkan moralitas kebangsaan.
“Pemuda Muhammadiyah juga tidak boleh apatis, tetapi terlibat sebagai kekuatan masyarakat sipil yang mengawal proses politik, memperkuat demokrasi, dan mengontrol Pemerintahan agar tetap sesuai Konstitusi,” tutupnya.* Andi