Hidayatullah.com– Sudah beberapa hari ini Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (UI) menggelar aksi demo menyoal kecurangan tekait Pemilu 2019. Termasuk kemarin, ratusan anggota mereka demo di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kehadiran mereka membersamai ratusan massa lainnya yang turut mendemo Bawaslu. Massa mendesak Bawaslu agar mengambil sikap terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal banyaknya temuan kecurangan Pemilu 2019.
Koordinator Divisi Advokasi dan Hukum Ikatan Keluarga Besar UI, Djudju Purwanto, mengatakan, pihaknya turun demo menyoal kecurangan pemilu setidaknya beberapa hari belakangan, sejak Rabu (08/05/2019) hingga diagendakan pada Jumat (10/09/2019).
Djudju mengatakan, Ikatan Keluarga Besar UI terdiri dari berbagai alumni serta sivitas akademikanya, seperti pegawai, keluarga besar, mahasiswa, dan karyawan UI.
“(Jumat 09/05/2019 kami) juga akan turun (demo) lagi,” ujar Djudju ditemui hidayatullah.com di sela-sela aksi pada Jumat (09/05/2019).
Djudju mengatakan, temuan kecurangan mereka amati terjadi dari pra hingga pasca Pemilu 2019.
“Kita menghendaki bahwa setelah kita lewati, kita amati, kita lewati bahwa dari mulai persiapan Pemilu 2019 ini pra pemilu, sampai pada waktu pelaksanaan, dan pasca pemilu, ternyata banyak sekali ditemukan kecurangan-kecurangan dalam proses pelaksanaan dan hasil perolehan suaranya,” ujar pria yang juga seorang advokat ini.
Dalam aksi kemarin katanya sebanyak 200 orang sivitas UI yang turun ke jalan. Pantauan hidayatullah.com di lokasi, setelah berunjuk rasa di depan Bawaslu, mereka bergeser ke samping utara Gedung Sarinah.
Massa UI pun terus membentangkan spanduk-spanduk tuntutan aksi mereka. Ada tiga tuntutan:
“Pertama, tegakkan demokrasi yang jujur, adil, bersih, dan berwibawa.
Kedua, stop perbuatan curang dalam perhitungan suara.
Ketiga, bongkar dan ungkap misteri meninggalnya sejumlah petugas KPPS.”
Baca: Prabowo Nilai “Kriminalisasi” terhadap para Pendukungnya Menambah Ketegangan
Aksi berlangsung tertib dan damai. Kamis siang-sore itu, ratusan personel keamanan diterjunkan mengamankan lokasi unjuk rasa, termasuk aparat kepolisian bersenjata tembakan gas air mata dan pentungan serta tameng. Terlihat pula mobil baracuda dan kendaraan lapis baja disiagakan.*