Hidayatullah.com–Tim relawan kemanusiaan Ormas Wahdah Islamiyah, Wahdah Peduli (WP) akan mengirimkan tambahan relawan Medis di lokasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau.
Menurut kordinator Rescue WP Muhammad Syukri Turusi, penambahan relawan ini khususnya tenaga medis disebabkan kondisi Riau yang sudah sangat mengkhawatirkan.
“Dokter dan perawat dari kader Wahdah Islamiyah insya Allah akan segera bergabung, dan akan membuka posko bantuan medis kepada korban,” tutur Syukri panggilan akrabnya, Senin (23/9/2019).
Dia menambahkan, relawan WP yang turun di lapangan telah berkordinasi dengan unsur pimpinan Wahdah Islamiyah agar melaksanakan penggalangan dana, mengingat kebutuhan obat-obatan yang sangat urgen untuk melindungi kesehatan penduduk.
“Kebutuhan utama adalah Masker jenis N95, oxycan atau oxygen tabung, obat-obatan ISPA, dan vitamin C dosis tinggi,” ujar Syukri.
Posko Medis WP akan didirikan di Desa Rimba Panjang, Kec. Tambang, Kab. Kampar Provinsi Riau, dengan target korban penerima manfaat 250 jiwa.
Sebagaimana dilansir BBC Indonesia, mengacu pada pantauan airvisual di Pekanbaru, kualitas udara mencapai level berbahaya. Kualitas udara terburuk dicatat pada Jumat (13/09) dengan indeks kualitas udara 489.
Indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) dihitung berdasarkan pengukuran partikulat halus, Ozon (O3), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2) dan emisi Karbon Monoksida (CO).
Kualitas udara juga diukur dengan menghitung particulate matter atau partikel halus, yaitu PM2,5 dan PM10. Angka tersebut merupakan ukuran partikel, yaitu 2,5 mikron dan 10 mikron – puluhan kali lebih kecil dari rambut manusia.
Dr. Agus Dwi Susanto dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menjelaskan bahwa PM2,5 kini lebih sering dijadikan patokan, karena jenis partikel tersebut “lebih toksik”. Partikel berukuran 2,5 mikron dapat masuk ke saluran napas bawah, kemudian ke pembuluh darah, dan beredar ke seluruh tubuh, sehingga “mengubah perubahan normal menjadi peradangan kronik”.*