Hidayatullah.com– Menanggapi polemik Indonesia dan China di kepulauan Natuna, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar berharap seluruh elemen bangsa bisa berperan bagi Indonesia ketika negara menghadapi persoalan di Laut Natuna.
Sebab, kata dia, persoalan yang dihadapi Indonesia di Natuna berkaitan dengan kedaulatan bangsa.
“Jika anak bangsa yang diam ketika Natuna diganggu, kalau ada anak bangsa yang tidak tergerak membantu, kalau ada tokoh masyarakat, politisi, para ulama yang tidak tergerak ketika Natuna diganggu, maka sesungguhnya sudah melupakan bahwa bangsa ini telah diperjuangkan dengan darah dan tenaga,” kata Ibnu saat konferensi pers di kantor ACT, Jakarta Selatan, Jumat (10/01/2020).
Baca: KAMMI Desak RI Berkonsolidasi dengan ASEAN soal Klaim China atas Natuna
Kata Ibnu, elemen bangsa perlu menyingkirkan perbedaan ketika Indonesia menghadapi persoalan di Natuna. Elemen bangsa perlu bersatu demi kedaulatan Indonesia.
“Lupakan kita pernah berbeda pilihan. Kita beda suku, agama, mungkin beda banyak hal, beda pilihan politik juga, cuma hari ini kita bersatu. Lupaan hal yang membuat kita berbeda. Hari ini kita bersatu, bersama jaga Natuna,” ucap dia.
Ibnu pun menuturkan, lembaganya turut mengambil peran ketika Indonesia menghadapi persoalan di Natuna dengan meluncurkan program “Aksi Bela Indonesia, Natuna Memanggil”.
Senada dengan hal tersebut, Ahyudin selaku Presiden Global Indonesia Philanthropy (GIP) mengatakan bahwa sesungguhnya setiap elemen masyarakat Indonesia adalah prajurit yang seharusnya siap mengorbankan tumpah darah serta juangnya untuk kedaulatan bangsa.
“Setiap warga negara Indonesia adalah prajurit, dan kita berjuang di medan masing-masing,” katanya.
Baca: Meski Berpolemik di Natuna, Indonesia Tetap Dorong China Tingkatkan Investasi
Lebih lanjut, Ahyudin menjelaskan bahwa prajurit yang ia maksud ialah pejuang yang berjuang di bidang masing-masing. Ia memberikan contoh bahwa salah satu medan “tempur” relawan Indonesia ialah memastikan masyarakat Natuna serta TNI yang sedang bertugas tidak kekurangan pangan. Karena bagi Ahyudin ketersidaan pangan termasuk faktor kemenangan.
“Kita bantu dengan bantuan logistik, karena dari TNI mengatakan kemungkinan ada gelar operasi militer jangka panjang. Maka, jangan sampai para penjaga bangsa ini, mereka tidak mendapatkan bantuan logistik untuk jangka panjang,” sebutnya.* Abdul Mansur J