Hidayatullah.com– Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tak memungkiri bahwa eksploitasi alam menjadi salah satu penyebab banjir besar di Kalimantan Selatan (Kalsel). Untuk itu, dia menekankan pentingnya pengelolaan alam yang tepat di Kalimantan.
“Pengelolaan alam yang salah dan sembrono penyebab timbulnya malapetaka bencana alam,” kata Muhadjir saat mengunjungi posko pengungsian banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (22/01/2021).
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap masyarakat Indonesia mampu memanfaatkan potensi alam dengan benar dan bersama-sama mencintai alam. “Marilah kita memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang bijak, yang arif, dengan perhitungan penuh manfaat dan risikonya. Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibanding risikonya,” ujarnya.
Baca: BNPB Mengaku Pernah Ingatkan Gempa Berskala Besar di Sulbar Tahun 2019
Hal ini mengingat Kalimantan memiliki sumber daya alam berupa keanekaragaman hayati dan kandungan mineral di dalam perut buminya. Dia meminta pihak-pihak yang memanfaatkan kekayaan alam di Kalimantan untuk menghitung risiko jangka pendek dan panjang.
“Jangan sampai ada yang mengambil keuntungan yang terlalu besar (dari lingkungan), sementara sebagian yang lain risiko risiko terlalu besar,” ujarnya.
Baca: Musibah Banjir Kalimantan Selatan: 63 Ribu Orang Mengungsi, 110 Rumah Ibadah Terendam
Diketahui, banjir besar yang menggenangi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel itu kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter.
Setidaknya ada, 74.863 warga mengungsi dan korban meninggal sebanyak 21 orang. Sarana prasarana juga banyak yang rusak diakibatkan banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans Kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.*