Hidayatullah.com– Dalia al-Khatib menyebarkan pamflet dan menampilkan barang-barang produksi warga Palestina di Garden, sebuah toko bahan-bahan pangan. Garden berada di Ramallah. Dalia melakukan hal tersebut sebagai salah satu cara berkampanye meminta warga Palestina menghindari produk Israel.
Sangat ironis memang, setelah pendudukan Israel selama 40 tahun, perekonomian Palestina sangat bergantung pada Israel, sehingga upaya mengurangi ketergantungan dengan Israel merupakan bentrokan terhadap realitas.
Warga Palestina menggunakan Shekel Israel sebagai mata uang. Dari mobil hingga shampo, tak terhitung sudah barang-barang yang berasal dari Israel. Yang berasal dari luar atau dari Palestina sendiri paling-paling hanyalah makanan kemasan dan produk rumah tangga. Namun, para penjual sayuran dan buah-buahan mengatakan bahwa tanpa Israel, bisnis mereka akan bangkrut.
Seruan memboikot produk Israel paling tidak kembali bergema pada 2004, meski tanpa hasil yang signifikan. Namun, hal itu menjadi berubah ketika Israel melakukan invasi terhadap Gaza Desember dan Januari lalu, ujar Musthafa Baghourti, salah satu anggota legislatif Palestina dan pendukung pemboikotan.
Memboikot Israel, katanya, adalah jalan non-perang yang paling baik dalam melawan kebijakan Israel. Dan itu akan sangat membantu mengurangi ketergantungan Palestina terhadap ekonomi Israel. Di samping juga, menekan angka eksploitasi warga negara Palestina yang dilakukan Israel secara ilegal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Ini tentang mendukung produk asli warga Palestina,” tambah al-Khatib.
Berdasarkan keterangan para pedagang, kampanye pemboikotan tersebut telah meningkatkan hasil penjualan barang-barang asli Palestina. [atj/wb/hidayatullah.com]