Hidayatullah.com–Uri Avnery, penulis dan aktivis asal “Israel” yang menentang Zionisme, menuturkan bahwa negara mereka sedang berada di jalan buntu atau cul-de-sac. Opini ini ia kemukakan dalam situs Gush Shalom, sebuah situs kampanye anti-Zionisme bagi publik “Israel”.
Avnery menganggap Zionis saat ini sedang menuju “posisi yang salah dalam sejarah”. Terminologi “posisi salah dalam sejarah” ini diambil Avnery dari pidato Barack Obama di Kairo pada awal kepemimpinannya. Obama mengingatkan agar negara-negara waspada untuk tidak menempatkan diri mereka pada posisi yang salah dalam sejarah.
Dari apa yang terjadi akhir-akhir ini di negara Arab, tampaknya bangsa Arab mengaminkan pesan Obama ini lebih dalam dari apa yang mungkin Obama kira. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka melompat dari sisi yang salah dalam sejarah menuju ke sisi yang benar. Negara-negara Arab seolah terbangun dari tidur panjang mereka selama berabad-abad. Bangsa Arab mencoba membenarkan posisi mereka agar benar dalam konteks sejarah.
Sementara “Israel”, lanjut Avnery, justru bergerak ke arah sebaliknya. Keputusan Zionis di bawah perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membawa Zionis ke jalan buntu atau cul-de-sac. Dengan memperluas area jajahan, mencegah pembentukan negara Palestina yang sesungguhnya, dan terus membakar konflik tiada akhir hanya akan membawa “Israel” ke isolasi dunia internasional. Padahal semakin jauh Zionis memasuki jalan buntu ini, semakin sulit pula untuk keluar darinya.
Ketinggalan Zaman
Uri Avnery menganalisis bahwa kondisi Zionis yang terus menghinakan orang lain adalah pola pikir yang ketinggalan zaman. Zionis seolah lupa bahwa sekarang sudah abad ke-21, bukan lagi abad ke-19. Pada abad ke-21, dunia telah menyadari bahwa permasalahan-permasalahan yang ada tidak dapat diatasi suatu negara sendiri.
Pemanasan global, misalnya. Dibutuhkan kerja sama internasional untuk dapat mengatasi persoalan pemanasan global. Selain itu, krisis ekonomi yang belum lama terjadi menunjukkan bahwa keruntuhan ekonomi suatu negara dapat menyebar bagaikan kebakaran hingga ke seluruh dunia. Pun setelah Internet menjadi sarana membangun komunitas-komunitas dunia, berbagai ide dan gagasan dapat dengan mudah dibentuk secara global.
Institusi internasional seperti pengadilan internasional kini semakin bertaring. Hukum internasional yang dahulu tampak sebagai ide abstrak, saat ini menjelma menjadi hukum dunia sungguhan. Konsep-konsep seperti demokrasi, kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia tidak lagi sebatas nilai-nilai moral. Masa sekarang, konsep-konsep tersebut telah menjadi kebutuhan dasar bagi dunia.
Inilah “sisi benar dalam sejarah” yang dianggap benar oleh dunia luas. Avnery menyampaikan keprihatinannya bahwa tampaknya Zionis adalah satu-satunya yang menutup mata akan kenyataan ini.
Rencana Palsu Netanyahu
Belum ada keinginan Zionis untuk keluar dari jalan buntu yang sedang mereka telusuri. Mereka terus membangun tipu daya demi tipu daya. Padahal satu-satunya yang tertipu hanyalah mereka sendiri.
Salah satu tipu daya Zionis yang dikemukakan Netanyahu dalam forum Komite Hubungan Publik Amerika Israel di Washington DC adalah “rencana damai Palestina-Israel”.
“Rencana yang bagus”, kata Avnery. “Hanya saja”, ia melanjutkan, “Rencana tersebut memiliki satu kekurangan: tidak ada satu pun dalam rencana itu yang berkaitan dengan kedamaian.”
Dalam rencana tersebut dikatakan bahwa akan dibentuk negara Palestina dengan “batas-batas sementara” yang jelas dimaksudkan untuk selamanya. Negosiasi ini juga baru akan dimulai setelah rakyat Palestina sudi mengakui “Israel” sebagai negara orang-orang Yahudi. Artinya? Negosiasi semacam ini tidak mungkin akan terlaksana.
Karena apabila rakyat Palestina menyetujui rencana damai palsu ala Netanyahu semacam ini, memakai istilah Avnery, “mereka mungkin perlu memeriksakan kepala mereka”. Tetapi rencana palsu ini hanya dimaksudkan Netanyahu sebagai bagian dari upaya pemasaran, agar kampanye internasional yang menentang Zionis dapat berhenti. Bagaimana pun, Netanyahu dulunya adalah agen pemasaran furnitur.
Ganjaran Kejahatan Zionis Sudah Menunggu
Kebangkitan negara-negara Arab, meski belum dapat diprediksi kemungkinan selanjutnya –apakah berujung pada lahirnya diktator-diktator baru atau tidak-, dalam jangka panjang dan menengah akan memengaruhi timbangan kekuatan antara Zionis dan negara-negara Arab. Baik ditinjau dari segi psikologi, politik, ekonomi, maupun militer.
Dalam waktu yang sama, timbangan kekuatan dunia juga terus berubah. Sebagaimana sejarah terus berganti seiring waktu. Kekuatan baru menggantikan kekuatan-kekuatan lama yang perlahan menghilang.
Mungkin perubahan-perubahan ini tidak akan terjadi secara dramatis dalam satu waktu. Akan tetapi sejarah terus berganti dari waktu ke waktu. Pun selama ini sejarah selalu membuktikan; siapa pun yang menempatkan dirinya sebagai pihak atau posisi yang salah, akan mendapat ganjarannya. Maka apabila Zionis tidak segera beralih ke arah yang benar, kehancuran telah menanti mereka di ujung jalan buntu yang mereka kini pilih.*/Sahabat Al-Aqsha