Hidayatullah.com–Pasukan Israel hari Kamis (08/9) menghancurkan tiga buah sumur di desa Naseriya, sebelah timur kota Nablus. Demikian dilaporkan kantor berita resmi Otoritas Palestina WAFA.
Sumur tersebut adalah milik Muhammad Wahdan, Abu Luay, Najeh Zaid dan Nabil Judeh.
Ketua Asosiasi Pusat Agrikultur Lembah Yordan Said Ishtayeh kepada WAFA mengatakan, ketiga sumur itu digunakan untuk mengairi lahan pertanian desa seluas 1.500 dunum.
Puluhan keluarga Palestina akan kehilangan sumber penghidupan mereka akibat perusakan itu. Sebab sumur tersebut adalah satu-satunya sumber air yang digunakan saat musim tanam.
Menurut para saksi, tentara Israel juga menyatakan bahwa desa tersebut menjadi zona militer tertutup.
Penduduk desa mengatakan, ini adalah kedua kalinya pasukan Israel merusak sumber air mereka sejak bulan Juli lalu.
Chris Gunness, jurubicara UNWRA, mengatakan bahwa aspirasi rakyat Palestina yang menginginkan sebuah negara merdeka “sedang dibuldozer”.
“Pada malam saat diskusi tentang negara Palestina di New York pihak Israel telah melanjutkan penghancuran rumah-rumah di Tepi Barat, setelah satu bulan tidak melakukannya,” kata Gunness (08/9).
“Dengan dilakukannya lagi penghancuran pada malam masalah negara Palestina dibahas, masa depan negara Palestina itu sendiri sedang dibuldozer.”
Gunness mengatakan, lima bangunan tempat tinggal di Umm Al Khair, komunitas Arab Badui dekat Hebron, dihancurkan. Akibatnya 20 orang kehilangan tempat tinggal. Peristiwa itu tentu mempengaruhi kekokohan komunitas yang terdiri dari 145 orang itu.
Seorang bayi berusia dua tahun yang terlantar saat penghancuran terjadi, mengalami trauma yang parah.
Lebih dari 700 orang Palestina telah kehilangan tempat tinggal di Tepi Barat tahun ini saja. Angka itu melebihi jumlah tahun lalu yang mencapai 594 orang.*